Page 133 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 SEPTEMBER 2020
P. 133

dalam Workshop Penguatan Mekanisme Sistim Rujukan Pengaduan Fisher's Center yang Efektik
              untuk AKP di Tegal, Jawa Tengah (11-12/9).
              "Harmonisasi peraturan kita menjadi penting untuk segera dikerjakan dengan mengacu pada
              peraturan international agar terwujud kepastian perlindungan hukum bagi AKP kita," ujarnya.

              Workshop  tersebut  diselenggarakan  oleh    Kemenkomarves    bersama  dengan  Yayasan  Plan
              International Indonesia (Plan Indonesia) melalui  SAFE Seas Project  , dan Destructive Fishing
              Watch (DFW) Indonesia.

              Hadir  dalam  pertemuan  tersebut  perwakilan  dari    Kemenkomarves    ,  Kementerian  Sosial,
              Kementerian  Tenaga  Kerja,  Kementerian  Luar  Negeri,  Bareskrim,  Badan  Pembinaan  Hukum
              Nasional, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Ombudsman Provinsi Jawa Tengah, Polres
              Kota Tegal, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Provinsi Jawa Tengah, BPJS, RSUD
              Dr. Soeselo Kabupaten Tegal, LBH Apik, LBH Semarang, dan Environmental Justice Foundation.

              Direktur  SAFE Seas Project  , Nono Sumarsono menjelaskan bahwa kehadiran  SAFE Seas Project
              dan pembentukan Safe Fishing Alliance (SFA) adalah untuk mendorong perlindungan AKP melalui
              penguatan edukasi, komunikasi, dan koordinasi antara pemerintah, sektor swasta, LSM, serta
              masyarakat. Upaya tersebut dapat memperkuat mekanisme pengaduan dan sistem rujukan AKP
              yang efektif, transparan dan akuntabel.

              Untuk mewujudkan hal tersebut, Wakil Ketua LPSK, Antonius PS Wibowo mengatakan penataan
              ulang peraturan dan perizinan yang melindungi AKP di industri perikanan tangkap sangat penting
              dilakukan.
              "Mekanisme pengaduan dan sistem rujukan dapat disusun berdasarkan dua pendekatan, yaitu
              multiple entry service yang mengandalkan jejaring kerja kementerian dan lembaga dan one-stop
              service  yang  memberi  perlindungan  kepada  AKP  korban  Tindak  Pidana  Perdagangan  Orang
              (TPPO),  diantaranya  bantuan  medis,  psikologis,  perlindungan  hukum  dan  restitusi,"  jelas
              Antonius.

              Data pengaduan dari BP2MI, sepanjang tahun 2018 sampai pertengahan 2020,menunjukkan
              bahwa ada lima jenis pengaduan yang mendominasi dari total 389 aduan. Misalnya, 164 kasus
              terkait gaji yang tidak di bayar, 47 kasus ABK meninggal dunia di negara tujuan, 46 kasus terkait
              kecelakaan, 23 kasus terkait ABK ingin dipulangkan dan 18 kasus terkait penahanan paspor atau
              dokumen lainnya oleh Perusahaan Penempatan Pekerja Migran.

              Selain itu, berdasarkan data LPSK, jumlah permohonan perlindungan ABK dari TPPO naik secara
              signifikan dari 6 pemohon pada tahun 2018 menjadi 64 pemohon pada tahun 2020.

              Fishers'  Center  di Tegal  dan  Bitung   SAFE  Seas  Project  telah  memfasilitasi  hadirnya  Fishers'
              Center di kota Tegal, Jawa Tengah dan kota Bitung, Sulawesi Utara. Fishers' Center merupakan
              bagian dari  community-based protection mechanism  yang memberikan informasi, edukasi, dan
              menerima  pelaporan  atau  keluhan  dari  AKP  Indonesia.  Mekanisme  rujukan  Fisher's  Center
              memiliki konsep mudah diakses oleh masyarakat, biaya cuma-cuma, serta responsif.

              Sebelumnya,  Menteri  Kelautan  dan  Perikanan  RI  Edhy  Prabowo  telah  meresmikan  Fishers'
              Centerdi Tegal (7/7).
              Kepala BPHN, Prof. Dr. H. R. Benny Riyanto, S.H., M.Hum., C.N mengatakan bantuan hukum
              dapat  diberikan  secara  cuma-cuma  bagi  AKP  yang  tergolong  kelompok  masyarakat  kurang
              mampu.  BPHN  juga  memiliki  aplikasi  daring  konsultasi  hukum  yang  dapat  diakses  seluruh
              masyarakat secara gratis.




                                                           132
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138