Page 43 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 SEPTEMBER 2020
P. 43

Salah satu fokus utama Pemprov DKI pada PSBB yang berlangsung hingga 28 September adalah
              menekan  munculnya  klaster  perkantoran.  Untuk  mencapai  tujuan  itu,  Pemprov  DKI  sudah
              membatasi karyawan yang bekerja di kantor sebesar 50 persen untuk kegiatan esensial dan 25
              persen untuk nonesensial.

              Selain membatasi jumlah karyawan, perkantoran diharuskan menerapkan protokol kesehatan
              lain  yang  sudah  diatur  dalam  Pergub  DKI  Nomor  88  Tahun  2020  tentang  PSBB  di  Jakarta.
              Misalnya, menggunakan masker dan menjaga jarak. Untuk mengawasi kebijakan tersebut, Dinas
              Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI melakukan pengawasan.

              "Kami  sudah  membentuk  lima  tim  di  masing-masing  wilayah  untuk  melakukan  pengawasan
              perkantoran atau perusahaan," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI
              Andri  Yansyah.  Masing-masing  tim  yang  terdiri atas  empat  orang  itu  memeriksa  sekitar  tiga
              perkantoran atau perusahaan.

              Selama dua hari berlangsungnya PSBB, sebut Andri, jajarannya masih menemukan pelanggaran.
              Pihaknya  sudah  menutup  sekitar  sepuluh  perkantoran  atau  perusahaan.  Di  antaranya,  6
              perusahaan ditutup saat pengawasan hari pertama (14/9) dan 1 perusahaan pada hari kedua
              (15/9).  Enam  pelanggar  ditemukan  dari  68  perusahaan  yang  diperiksa  dan  satu  pelanggar
              ditemukan dari 62 perusahaan yang diperiksa.

              "Enam ditutup karena ditemukan karyawan yang positif Covid-19 dan empat perusahaan lainnya
              karena tidak menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Kalau yang diberi sanksi
              denda, belum ada," terang Andri. Sepuluh perusahaan itu tidak boleh beroperasi selama tiga
              hari.

              Berdasar  data  pihaknya,  ada  79.894  perusahaan  dengan  2,17  juta  pekerja  di  Jakarta.  Jika
              dibandingkan dengan jumlah petugas,

              perbandingannya sangat jauh. Karena itu, pihaknya akan melakukan pengawasan secara lacak.
              Selain itu, pengawasan berdasar hasil laporan di aplikasi JAKI maupun langsung ke Dinas Tenaga
              Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI.

              "Jadi,  masyarakat  maupun  karyawan  yang  mengetahui  perusahaan  tidak  mematuhi  protokol
              kesehatan bisa melaporkan lewat JAKI, JAK APD juga boleh, dari sistem kami juga boleh, atau
              langsung ke saya juga boleh," terangnya.

              Namun,  dia  meminta  pelapor  memiliki  data  yang  akurat.  Jika  tidak,  perusahaan  lain  yang
              seharusnya diperiksa jadi tidak terakomodasi. (rya/col/ilo)

              Caption :

              Aktivitas Pegawai : Suasana gedung DPRD DKI, Gambir, Jakpus, Pemprov DKI terus memantau
              kegiatan perkantoran secara ketat


















                                                           42
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48