Page 104 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2020
P. 104

9 DARI 10 PERUSAHAAN DI INDONESIA TERPUKUL COVID-19, 3 SEKTOR PALING
              TERPURUK
              Survei  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  menemukan  jika  9  dari  10  perusahaan
              merasakan dampak langsung pandemiCovid-19terhadap bisnisnya. Tercatat sekitar 88 persen
              perusahaan merugi selama enam bulan terakhir.

              Adapun  perusahaan  yang  terdampak  terbesar,  yakni  penyediaan  akomodasi  makanan  dan
              minum, real estate dan konstruksi.

              Data tersebut terungkap dari survei online, termasuk melalui telepon dan email terhadap 1.105
              perusahaan  yang  dipilih  secaraprobability  samplingsebesar  95  persen.  Dimanamargin  of
              error(MoE) sebesar 3,1 persen pada 32 provinsi di lndonesia.

              "Kerugian  tersebut  umumnya  disebabkan  penjualan  menurun,  sehingga  produksi  harus
              dikurangi,"  kata  Kepala  Badan  Perencanaan  dan  Pengembangan  Ketenagakerjaan,  Bambang
              Satrio Lelono di Jakarta, Selasa (24/11/2020).

              Berdasarkan  survei  yang  dilakukan  Kemnaker  bekerja  sama  dengan  INDEF  ini,  penurunan
              permintaan, produksi, dan keuntungan umumnya terjadi pada perusahaan UMKM, yaitu di atas
              90 persen.

              Meski demikian, sebagian besar perusahaan tetap mempekerjakan pekerjanya. Hanya terdapat
              17,8 persen perusahaan yang memberlakukan pemutusan hubungan kerja.
              Kemudian 25,6 persen perusahaan yang merumahkan pekerja dan 10 persen yang melakukan
              keduanya. "Respons perusahaan ini dikarenakan hal tersebut satu-satunya jalan untuk efesiensi
              di tengah masa pandemi," papar dia.

              Bambang Satrio Lelono menyebut, setelah pandemi keterampilan teknologi paling dibutuhkan.
              Ini antara lain terkait penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, dan penguasaan teknologi
              industri untuk diversifikasi produk.

              Implikasinya, baik pemerintah dan swasta perlu menyediakan pendidikan dan ketrampilan yang
              sarat dengan penguasaan teknologi.

              "Implikasi setelah masa pandemi mengisyaratkan bahwawork form home/teleworkingmenjadi
              pilihan  utama  bagi  perusahaan.  Sehingga  menjadi  lebih  fleksibel  meskipun  efesiensi  jumlah
              tenaga kerja dan pengurangan upah menjadi tidak bisa dihindarkan," jelas dia.

              Alhasil,  untuk  merespons  situasi  itu,  pemerintah  terus  berkomitmen  meningkatkan  dan
              memperluas berbagai program jaring pengaman sosial.

              Khususnya insentif perpajakan sebanyak 19,8 persen dan jaminan sosial ketenagakerjaan dan
              sejenisnya sebanyak 18,5 persen.

              Namun, pihaknya mengakui banyak pula yang belum merasakan bantuan pemerintah di tengah
              pandemi ini, yakni sebesar 41,18 persen.


              "Hal itu menandakan pemerintah perlu bergerak membantu perusahaan yang sebagian besar
              merasakan dampak pandemi tersebut," tegas dia.

              Reporter: SulaemanSumber: Merdeka.com.





                                                           103
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109