Page 121 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2020
P. 121

Melalui  Badan  Perencanaan  dan  Pengembangan  (Barenbang),  Kemnaker  mengumumkan
              sebanyak 88 persen perusahaan di Indonesia terdampakpandemi Covid-19 .
              Kepala Barenbang Bambang Satrio Lelono mengatakan, survei dan kajian tersebut melibatkan
              17  sektor  ekonomi  dengan  jumlah  responden  (perusahaan)  sebanyak  1.105,  di  mana  70
              responden dari berasal dari pulau jawa, sementara 28 persen dari luar Jawa.

              Dari 7 sampai 10 responden berasal dari pulau Jawa. Paling terbesar berasal dari DKI Jakarta,
              Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Bali, Jawa Timur, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Riau, dan
              Sumatera Barat.

              "Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis pekerjaan yang akan tergantikan,
              untuk  mengetahui  keahlian  yang  diperlukan,  dan  untuk  mempersiapkan  alternatif  kebijakan
              setelah  pandemi  Covid-19,"  ujar  Bambang  dalam  Webinar  peluncuran  hasil  kajian,  Jakarta,
              Selasa (24/11/2020).

              Dari hasil kajian tersebut, 9 dari 10 perusahaan terdampak Covid-19 atau tepatnya 88 persen
              perusahaan terdampak pandemi. Dari sisi persepsi perusahaan, sebesar 40,6 persen menyatakan
              sangat merugi dan 47,4 persen merugi.

              Sementara  itu,  ada  11  persen  perusahaan  menyebut  tidak  berpengaruh,  0,8  persen
              menguntungkan, 0,1 persen sangat menguntungkan.

              "Perusahaan  yang  terdampak  pandemi  Covid-19,  di  mana  sebesar  40,6  persen  mengatakan
              sangat merugi. 47,4 persen merugi. Jika presentasi merugi digabungkan maka menjadi sebesar
              88 persen," kata dia.

              Dari  sisi  dampak  yang  ditimbulkan,  Kementerian  juga  membagi  menjadi  tiga  bagian  yakni,
              produksi menurun, keuntungan menurun, dan permintaan menurun.
              Dari segi dampak, sebanyak 20,3 persen perusahaan mengalami penurunan produksi, sebanyak
              22,8 persen lainnya mengalami penurunan keuntungan, dan 22,8 persen mengalami penurunan
              permintaan. Dengan begitu, rata-rata penurunan dialami perusahaan di masing-masing dampak
              tersebut berada di skala 81-100 persen.

              Untuk  segi  sektornya, penyedia  akomodasi  seperti  perhotelan,  serta  makanan  dan  minuman
              yang  paling  terdampak  pandemi  Covid-19  mulai  dari  segi  produksi,  keuntungan  hingga
              permintaannya.
              Disusul,  sektor  real  estate,  konstruksi,  jasa  pendidikan,  jasa  perusahaan,  informasi  dan
              komunikasi, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan dan lainnya. Hal itu membuat
              para perusahaan tersebut terpaksa menerapkan kebijakan PHK dan merumahkan karyawannya.

              (Baca juga: Kena PHK Imbas Covid-19, Banyak Orang Kota Pulang Kampung Jadi Petani)

              Lebih jauh, pada aspek jenis pekerjaannya, perusahaan paling banyak melakukan PHK pada para
              agen atau perantara penjualan dan pembeliannya sebanyak 10,1 persen.

              Disusul  profesi  pengemudi  mobil,  van,  dan  sepeda  motor  sebanyak  7,3  persen,  buruh
              pertambangan dan konstruksi sebanyak 6,7 persen, tenaga perkantoran umum 6,7 persen.

              Dilanjutkan, teknisi ilmu kimia dan fisika 5,6 persen, tenaga kebersihan dan juru bantu rumah
              tangga, hotel, dan kantor sebanyak 5,1 persen, pekerjaan penjualan lainnya 4,5 persen, tenaga
              pengawas  gedung  dan kerumahtanggaan  4,5  persen,  pekerja  kasar  lainnya  3,9  persen,  dan
              buruh industri pengolahan 3,9 persen.


                                                           120
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126