Page 105 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 NOVEMBER 2021
P. 105

MESKI DITOLAK BURUH, UMK 2022 TETAP PAKAI FORMULA UU CIPTA KERJA!

              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) tetap mengacu pada Undang-undang (UU) Nomor
              11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  dan  Peraturan  Pemerintah  (PP)  Nomor  36  Tahun  2021
              tentang  Pengupahan  untuk  menetapkan  Upah  Minimum  Kabupaten/Kota  (      UMK    )  2022.
              Meskipun, ditolak serikat buruh.

              "Perhitungan UMK 2022 pakai PP 36 Tahun 2021," kata Sekretaris Jenderal Kemenaker, Anwar
              Sanusi kepada detikcom, Minggu (31/10/2021).

              Sebelumnya diberitakan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) meminta pemerintah tetap
              mengacu pada PP Nomor 78 Tahun 2015 untuk menetapkan UMK 2022. Formula UU Cipta Kerja
              dan PP Nomor 36 Tahun 2021 diminta abaikan karena aturan itu masih berproses di Mahkamah
              Konstitusi (MK).

              "Bagaimana mungkin suatu UU yang sedang berproses secara hukum (dipakai), pemerintah tidak
              menghormati proses hukum tersebut. Untuk itu pakai dasar PP Nomor 78 Tahun 2015, jelas itu.
              Jadi PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan dan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang
              Omnibus Law tidak bisa digunakan sebagai dasar penetapan UMK 2022," kata Presiden KSPI
              Said Iqbal dalam konferensi pers virtual, Senin (25/10/2021).

              Lalu, dipakainya formula itu disebut bisa membuat upah tahun depan turun. Sementara serikat
              buruh meminta  UMK  2022 naik sekitar 7-10%.

              "Kalau  pakai  rumus  PP  Nomor  36  Tahun  2021,  upah  itu  turun,  bukan  naik.  Berani  nggak
              pemerintah memutuskan itu? Silakan saja kalau mau menimbulkan gejolak dari buruh, silakan,
              silakan putuskanlah," kata Said.

              Kembali  ke  Kemenaker,  pihaknya  menilai  proses  MK  tidak  menggugurkan  berlakunya  aturan
              sebelum diputuskan batal. "Proses MK kan tidak menggugurkan berlakunya aturan, kecuali nanti
              diputuskan untuk dibatalkan," tutur Anwar.

              Saat ini penetapan  UMK  2022 masih dibahas bersama Dewan Pengupahan Nasional (Depenas).
              Untuk menetapkannya masih menunggu data dari Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai indikator
              penetapan besaran upah minimum di tahun depan.

              "Kita  nunggu  data  dari  BPS  terkait  dengan  pertumbuhan  ekonomi  daerah,  inflasi,  angka
              kelayakan hidup. Kita targetkan awal November (UMK 2022 diumumkan)," imbuh Anwar.


























                                                           104
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110