Page 272 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 NOVEMBER 2021
P. 272

"Ini di luar nalar manusia beradab," tegas Hermono dalam keterangan yang diterima detikcom,
              Jumat (29/10/2021).
              "SB melarikan diri karena haknya sebagai PRT tidak dipenuhi oleh majikan selama bertahun-
              tahun", tambah Hermono.

              SB  mulai  bekerja  di  Malaysia  sejak  2009  kepada  seorang  majikan  warga  Malaysia  dan  tidak
              pernah pindah majikan. Majikan SB bukanlah orang sembarangan karena menyandang gelar
              terhormat. Selama 12 tahun bekerja, SB hanya satu kali mengirim uang sebanyak RM 300. Pada
              awal bekerja, majikan SB menjanjikan gaji per bulan RM 500. Namun setiap kali SB meminta
              gajinya selalu ditolak dengan alasan takut hilang. Selain tak mendapatkan hak gaji, SB dilarang
              berkomunikasi dengan keluarganya.

              Suatu waktu, SB berkomunikasi dengan keluarganya di Malang dengan meminjam ponsel milik
              rekan  PMI  yang  bekerja  pada  majikan  yang  sama  dan  langsung  dimarahi  karena  ketahuan
              majikannya. KBRI Kuala Lumpur telah mencoba memediasi dengan majikan, tapi pihak majikan
              tidak kooperatif. Pihak majikan meminta kasus ini diselesaikan melalui pejabat tenaga kerja.
              KBRI menolak opsi ini karena akan merugikan SB.

              Sesuai UU Kadaluarsa Malaysia (Akta Had Masa 1953), pembayaran tuntutan ganti rugi tidak
              boleh  melebihi  masa  6  tahun.  Artinya,  kalau  diselesaikan  melalui  Dinas  Ketenagakerjaan
              Malaysia, SB hanya akan mendapatkan hak gajinya maksimal 6 tahun masa kerja, sementara
              sisanya tidak dapat dibayarkan. KBRI memilih penyelesaian melalui Peradilan Perdata dan telah
              menyewa  pengacara  untuk  memperjuangkan  hak-hak  SB.  Hermono  menyampaikan,  dalam
              kurun  satu  tahun  sejak  menjabat  Duta  Besar  di  Kuala  Lumpur,  ia  banyak  menjumpai  kasus
              pelanggaran terhadap hak-hak PMI, khususnya yang bekerja sebagai PRT.

              Selain  kasus  gaji  tidak  dibayar  bertahun-tahun,  larangan  berkomunikasi  dan  kekerasan  fisik
              adalah kasus yang paling banyak dialami oleh PMI yang bekerja di sektor rumah tangga. Selama
              2021 saja, KBRI Kuala Lumpur telah berhasil memperjuangkan gaji PMI sejumlah RM 1.379.993
              dan Rp 64 juta atau totalnya sekitar Rp 4,75 miliar. Dubes Hermono, yang pernah menjabat
              Wakil  Kepala  Perwakilan  RI  di  Kuala  Lumpur,  berharap  MoU  tentang  Penempatan  dan
              Perlindungan  Pekerja  Sektor  Domestik  yang  sedang  dalam  negosiasi  antara  Indonesia  dan
              Malaysia dapat segera diselesaikan. MoU ini dibahas sejak 2016.

              "Kita meminta adanya jaminan perlindungan dan mekanisme penyelesaian kasus yang efektif
              terhadap  pelanggaran  seperti  ini.  Tanpa  adanya  jaminan  perlindungan  yang  memadai,
              pengiriman PMI sektor domestik ke Malaysia, saya kira perlu dikaji ulang," tutur Hermono..


























                                                           271
   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277