Page 327 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 NOVEMBER 2021
P. 327

NEGARA FAVORIT PEKERJA MIGRAN RI MULAI DIBUKA, KEMNAKER PERSIAPKAN
              INI
              VIVA – Penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke berbagai negara tujuan di luar negeri
              kini telah dibuka. Hal ini ditandai dengan penanganan dan penurunan kasus COVID-19 yang
              makin. Salah satu negara yang sudah membuka PMI ialah Hong Kong yang menjadi kawasan
              terawal  menyatakan  siap  menerima  kedatangan  PMI,  per  30  Agustus  kemarin.  Sementara,
              tujuan-tujuan  lain  yang  selama  ini  menjadi  penempatan  favorit  PMI,  seperti  Taiwan,  Korea
              Selatan, serta Jepang, masih dalam proses persiapan.

              Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan
              PKK)  Kementerian  Tenaga  Kerja  RI,  Suhartono,  mengatakan,  Kemenaker  telah  menerbitkan
              standar operasional prosedur (SOP) terkait hal tersebut. Yaitu Penyelenggaraan Layanan dan
              Pelindungan PMI pada Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dan Lembaga
              Pelatihan  Kerja  Luar  Negeri  (LPK-LN)/Balai  Latihan  Kerja  Luar  Negeri  (BLKLN)  pada  Masa
              Adaptasi Kebiasaan Baru.

              Ditegaskan, pihaknya sangat serius memantau penerapan protokol kesehatan terhadap P3MI
              dan  LPK-LN.  Bukan  hanya  pada  sarananya,  namun  juga  calon  PMI  yang  akan  berangkat  ke
              negara-negara penempatan. Bahkan kini, Indonesia satu-satunya negara pengirim tenaga kerja
              yang telah memiliki SOP Penyelenggaraan Pelayanan pada BLKLN dan Kantor P3MI.

              Hal ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Indonesia dalam rangka meyakinkan Pemerintah
              negara tujuan penempatan bahwa kita tidak hanya melindungi PMI. Namun juga melindungi
              warga negara mereka.

              "Kami akan terus memantau dan menindak secara tegas, apabila ada P3MI/LPK-LN yang tidak
              mematuhi Protokol Kesehatan yang berlaku," tegas Suhartono di Jakarta, Jumat, 29 Oktober
              2021.

              Berdasarkan  Kepdirjen  Nomor  3/2748/PK.02.02/VIII/2021,  sudah  terdapat  56  negara
              penempatan  yang  membuka  pintu  bagi  PMI.  Hanya  saja,  sebagian  besar  negara  itu  bukan
              menjadi  pilihan  favorit  bagi  PMI.  Seiring  itu,  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  terus
              melakukan berbagai upaya secara intens terkait pelindungan PMI. Antara lain melalui penguatan
              peran Satgas Pelindungan PMI. Termasuk, mempererat kerja sama luar negeri, untuk menjajaki
              peluang kawasan baru untuk penempatan PMI.
              "Apalagi  saat  ini,  Amerika  Serikat,  Inggris,  Autralia  dan  negara-negara  Uni  Eropa  sedang
              mengalami krisis kelangkaan pekerja," ujar Ida.

              Sedangkan, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengatakan, krisis
              kelangkaan pekerja yang terjadi di negara-negara maju itu, dapat membawa peluang baru bagi
              angkatan kerja Indonesia.

              "Beberapa  waktu  lalu  salah  satu  negara  bagian  di  AS  mengontak  kita  untuk  menjajaki
              kemungkinan  menerima  PMI  (pekerja  migran  Indonesia),  terutama  di  sektor  kesehatan,
              manufaktur, dan agrikultur," kata Anwar.


              Ia mengatakan, permintaan terhadap pekerja migran Indonesia saat ini sangat besar, sekitar
              30.000 orang untuk satu negara bagian. Pemerintah masih menjajaki peluang kerja sama itu.

              "Peluang itu diharapkan dapat memperluas pasar kerja bagi angkatan kerja dalam negeri yang
              berjumlah sangat banyak," ujarnya.



                                                           326
   322   323   324   325   326   327   328   329   330   331   332