Page 141 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 OKTOBER 2021
P. 141

PENERIMA BANTUAN SUBSIDI UPAH BAKAL DIPERLUAS

              Perluasan penerima bantuan subsidi upah (BSU) dilakukan lantaran masih ada Rp 1 triliun dana
              sisa  dari  program  tersebut.  Menteri  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Airlangga  Hartarto
              menyampaikan bahwa pemerintah memutuskan untuk memperluas penerima bantuan subsidi
              upah.

              "Subsidi upah diperluas dari yang semula hanya diperlakukan untuk mereka yang dikenakan
              PPKM level 4 dan 3," kata Menko Airlangga dalam konferensi pers Evaluasi Program PC-PEN dan
              Optimalisasi Anggaran Program PEN 2021 secara daring di Jakarta, Selasa (26/10/2021).

              Ia mengatakan bahwa target penerima bantuan subsidi upah adalah 8.783.350 orang dengan
              daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) sebesar Rp 8,7 triliun. Namun, dana tersebut masih
              tersisa lebih dari Rp 1 triliun, sehingga selain memperluas lokasi penerima, jumlah penerima BSU
              juga akan ditambah.

              Airlangga  berharap  bantuan  sesuai  usulan  Kementerian  Ketenagakerjaan  tersebut  bisa  lebih
              dilaksanakan dan tidak ada perubahan dari kriteria penerima. "Dengan sisa anggaran ini akan
              ada  perluasan  sebanyak  1,6  juta  sasaran  pekerja  dan  ini  jumlah  anggarannya  adalah  Rp1,6
              triliun," ujarnya.

              Sebagai informasi, dalam program BSU, pekerja atau buruh akan mendapatkan Rp 500 ribu
              selama dua bulan yang akan dibayarkan sekaligus sebesar Rp 1 juta. Penerima BSU didasarkan
              pada data yang diberikan oleh perusahaan kepada BPJS Ketenagakerjaan sesuai ketentuan yang
              berlaku.

              Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan bahwa pemerintah juga telah memutuskan teknis untuk
              top up kartu sembako yang akan menggunakan dana optimalisasi di Kementerian Sosial. "Untuk
              November dan Desember ini dilakukan tiga bulan masing-masing Rp300 ribu pada 35 kabupaten
              dan kota prioritas terutama untuk penanganan kemiskinan ekstrem," ungkap Airlangga.
              Kemudian pada Desember, lanjutnya, Badan Pusat Statistik akan melakukan sensus kemiskinan
              di  35  kabupaten  tersebut  agar  penerima  kartu sembako  lebih tepat  sasaran.  Adapun  terkait
              realisasi dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) pada klaster kesehatan mencapai 54,3 persen,
              perlindungan sosial 67 persen, program prioritas 57,7 persen, dukungan UMKM korporasi 38,9
              persen, dan insentif usaha 96,7 persen.

              Terpisah, Wakil Menteri Suahasil Nazara mengatakan terdapat potensi pergeseran atau realokasi
              anggaran  antar-kluster  dalam  program  PEN  yang  akan  diarahkan  untuk  pos  kesehatan  dan
              perlindungan sosial. "Anggaran program PEN Rp744 triliun mungkin akan ada pergeseran dalam
              kluster-kluster," katanya.

              Sebuah hasil belum dapat menjelaskan secara rinci anggaran pos yang akan direalokasi ke dalam
              bidang kesehatan dan perlindungan sosial karena sampai saat ini masih dalam tahap finalisasi.
              "Ini akan difinalkan dan dimasukkan ke dalam PEN yang tentu ada pergeseran-pergeseran. Nanti
              pada waktunya akan disampaikan," katanya.

              Ia mengatakan realokasi anggaran yang ditujukan untuk bidang kesehatan dilakukan karena
              terdapat kebutuhan untuk membayar perawatan pasien COVID-19 setelah terjadi lonjakan kasus
              varian Delta. Anggaran bidang kesehatan dalam program PEN sendiri saat ini sebesar Rp214,96
              triliun dan telah terserap Rp 6,82 triliun atau 54,3 persen dengan manfaat penggunaan rumah
              sakit darurat Asrama Haji Pondok Gede dan pembagian paket obat untuk masyarakat.

              Kemudian biaya perawatan untuk 580,29 ribu pasien, insentif bagi 1,26 juta nakes pusat dan
              santunan kematian bagi 466 nakes, pengadaan 121,41 juta dosis vaksin serta bantuan iuran JKN

                                                           140
   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146