Page 179 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 NOVEMBER 2020
P. 179
positive - Lucy Patitty (Kepala Kantor Cabang (Kakacab) BPJAMSOSTEK Jakarta Rawamangun)
Salah satu syaratnya adalah PAK tersebut ditetapkan berdasarkan diagnosis dokter yang
berkompeten seperti dokter penasihat maupun dokter spesialis okupasi
Ringkasan
- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) menggelar webinar
bertema Tetap Produktif di Masa Pandemi Bersama BPJAMSOSTEK, Jakarta, Kamis (19/11/2020).
Dalam webinar tersebut memuat informasi yang sangat penting terutama terkait penanganan
risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) di masa pandemi COVID-19.
TERTULAR COVID-19 ADA YANG BISA DITANGGUNG OLEH BPJAMSOSTEK, SIMAK
PERSYARATANNYA
- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) menggelar webinar
bertema Tetap Produktif di Masa Pandemi Bersama BPJAMSOSTEK, Jakarta, Kamis (19/11/2020).
Dalam webinar tersebut memuat informasi yang sangat penting terutama terkait penanganan
risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) di masa pandemi COVID-19.
Salah satu narasumber webinar tersebut yaitu Kasubdit Pengawasan Norma Jamsostek, Ditjen
Binawasnaker dan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) Kementerian Ketenagakerjaan Dr dr
Sudi Astono. Sudi menyatakan, bahwa kasus COVID-19 bisa dikategorikan penyakit akibat kerja
(PAK) sesuai ketentuan yang berlaku dan berhak atas santunan Jaminan Kecelakaan Kerja sesuai
akibat yg ditimbulkannya. "Kasus PAK itu berkaitan dengan kerja yang spesifik dan penyebab
yang spesifik. Misalnya seorang tenaga medis yang bekerja di rumah sakit, pekerja klinik, pekerja
laboratorium di Faskes penanganan COVID-19 kemudian pekerja tertular COVID-19 dari pasien
di tempat kerjanya itu, berarti dapat dikategorikan kasus PAK," ungkap Sudi.
Kamis, 19 November 2020 - 19:45 Hadir dalam webinar tersebut Direktur Pelayanan
BPJAMSOSTEK Krishna Syarif, Deputi Direktur BPJAMSOSTEK Wilayah DKI Jakarta Cotta
Sembiring. Sedangkan sejumlah narasumber webinar yang lain hadir Dokter Penasehat
Ketenagakerjaan DKI Jakarta dr Tresye Widiastuty Paidi dan Asisten Deputi Bidang Kendali Mutu
Operasional Program dan Investigasi Klaim BPJAMSOSTEK dr Tri Pambudi Santoso.
Sudi menyatakan, Kemnaker membuat peraturan jika kasus PAK COVID-19 merupakan faktor
risiko biologi yang berhak mendapatkan program JKK sesuai akibat yang ditimbulkannya.
"Sebenarnya di Undang-Undang sudah ada hanya mempertegas saja. Faktor risiko biologi di
tempat kerja adalah PAK dan berhak mendapat JKK yang dibayar oleh BPJAMSOSTEK. Kalau
belum peserta BPJAMSOSTEK yang bayar haruslah pemberi kerja," cetusnya.
Kamis, 19 November 2020 - 19:40 Sudi menegaskan, penerapan norma K3 dan keikutsertaan
program BPJAMSOSTEK sangatlah penting. Karena, setiap pekerjaan dihadapakan pada kondisi
risiko. Menurutnya, risiko tersebut tidak bisa dicegah sepenuhnya. Untuk itu wajib menjadi
peserta BPJAMSOSTEK. Dengan menjadi peserta BPJAMSOSTEK paling tidak risiko yang dialami
akan lebih ringan dan akibat yang ditimbulkan dari penyakit (PAK) mendapatkan santunan
BPJAMSOSTEK.
178