Page 135 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 APRIL 2021
P. 135

Indonesia (UU PPMI). Menurutnya, PP yang telah diundangkan ini merupakan bagian perjuangan
              dan bukti kehadiran negara untuk pelindungan pekerja migran.
              "Ini adalah aturan yang sangat ditunggu-tunggu, karena di samping PP ini memuat aturan yg
              lebih menjelaskan substansi UU 18/2017 juga merupakan instrumen hukum yang penting untuk
              memperbaiki tata kelola penempatan dan pelindungan bagi pekerja migran kita," kata Ida di
              Jakarta, Selasa (20/4/2021).

              Ida mengatakan tata kelola penempatan pekerja migran Indonesia harus mengedepankan aspek
              pelindungan dan jaminan sosial, mengingat proses dan pergerakan migrasi pekerja antarnegara
              sangat  dinamis.  Pemerintah  ingin  kedepannya  pekerja  migran  yang  bekerja  ke  luar  negeri
              semakin banyak berorientasi kepada mereka yang skilled (terampil) dan kompeten.

              "Prinsipnya  pemerintah  memiliki  komitmen  kuat  untuk  meningkatkan  kualitas  perlindungan
              pekerja migran Indonesia dan salah satu caranya adalah dengan meningkatkan keahlian pekerja
              migran dan penerapan regulasi yang baik, " kata Ida.
              Dia menjelaskan, PP No. 59/2021 terdiri dari 7 Bab. Bab I memuat tentang Ketentuan Umum.
              Bab II mengatur tentang pelindungan pekerja migran Indonesia (PMI).

              "Pelindungan PMI ini adalah isu sentralnya. Sehingga dalam pelaksanaanya, PP ini mengatur
              mengenai pelindungan sebelum PMI berangkat bekerja, selama bekerja di negara penempatan,
              hingga setelah bekerja," jelas Ida.

              Bab III PP No. 59/2021 mengatur tentang Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) penempatan dan
              pelindungan PMI. Pembentukan LTSA dilakukan untuk meningkatkan pelayanan yang efektif,
              efisien, transparan, cepat, dan berkualitas tanpa diskriminasi. LTSA ini akan mengoordinasikan
              dan mengintegrasikan 8 layanan instansi/lembaga dalam bentuk desk.

              Kedelapan layanan tersebut terdiri atas desk ketenagakerjaan; desk pengaduan dan informasi;
              desk kependudukan dan pencatatan sipil; desk Kesehatan; desk keimigrasian; desk kepolisian;
              desk perbankan; dan desk jaminan sosial.

              Bab IV PP No. 59/2021 mencakup tentang pembagian tugas dan tanggung jawab secara tegas
              antara  Pemerintah  Pusat  dan  Pemerintah  Daerah  dalam  memberikan  perlindungan  terhadap
              pekerja migran Indonesia dan keluarganya secara terintegrasi dan terkoordinasi.

              “Bahkan dalam PP ini, Pemerintah Desa juga dilibatkan dalam proses migrasi. Karena perbaikan
              tata  Kelola  migrasi  ini  benar-benar  membuthkan  komitmen  seluruh  pihak,  termasuk  elemen
              pemerintahan terkecil di desa,” tandas Ida.

              Bab V PP No. 59/2021 mengatur Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI). Bab
              VI mengatur tentang pembinaan dan pengawasan.
              “Dalam menjalankan pembinaan, menteri, gubernur, dan bupati/wali kota melaksanakan fungsi
              tersebut secara terpadu dan terkoordinasi. Untuk fungsi pengawasan, menteri, gubernur, dan
              bupati/wali kota dapat mengikutsertakan masyarakat,” ujarnya.

              Adapun Bab VII sebagai bab terakhir mengatur ketentuan penutup. Dalam bab ini, beberapa
              aturan sebelumnya yaitu PP No. 3 Tahun 2013; PP No. 5 Tahun 2013; PP No. 4 Tahun 2015;
              dan Perpres No. 64 Tahun 2011 dinyatakan tidak berlaku lagi.







                                                           134
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140