Page 255 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 APRIL 2021
P. 255

PENGUSAHA DIMINTA PERCEPAT BAYAR THR

              EKONOMI KARYAWAN SULIT AKIBAT PANDEMI

              LAPORAN: IHSAN YURIN

              Liputan Pekanbaru

              Perusahaan-perusahaan  swasta  maupun  milik  pemerintah  di  Kota  Pekanbaru  diminta  segera
              membayarkan hak tunjangan hari raya (THR) karyawannya.

              Mengingat THR sangat dibutuhkan masyarakat untuk menyambut hari raya Idul Fitri, apalagi di
              tengah kondisi ekonomi sulit dalam situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

              "Kita minta Pemko Pekanbaru dan perusahaan-perusahaan ini dipercepat pembayaran THRnya
              jadi dua minggu sebelum lebaran. Enggak ada alasan. Kita dukung itu," ujar Wakil DPRD Kota
              Pekanbaru, Tengku Azwendi. Rabu (21/4).

              Azwendi mengancam, apabila ada pihak yang tidak membayarkan THR kepada karyawannya,
              maka pihaknya akan meminta Disnaker dan OPD terkait untuk memberikan sanksi.


              "Semaksimal-maksimalnya  H-10  itu  sudah  selesai  dibayarkan  semuanya.  Baik  pemerintahan
              maupun swasta," katanya.

              Apabila  hingga  Idul  Fitri  nanti  masih  ada  karyawan  yang  belum  diberikan  hak  THR-nya,
              dipersilakan untuk datang dan mengadu ke DPRD Kota Pekanbaru.

              "Posko pengaduannya di DPRD Kota Pekanbaru saja. Apabila ada yang tidak diberikan haknya,
              silakan mengadu. Kita tunggu," ungkapnya.

              Sementara,  dilansir  dari  situs  Sekab.go.id,  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah
              menerbitkan  Surat  Edaran  (SE)  Nomor  M/6/HK-04/IV/2021  tentang  Pelaksanaan  Pemberian
              Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun 2021 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

              "Pemberian THR Keagamaan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha
              kepada  pekerja  dan  buruh.  Pemberian  THR  Keagamaan  bagi  pekerja  dan  buruh  merupakan
              upaya untuk memenuhi kebutuhan pekerja dan buruh dan keluarganya dalam merayakan hari
              raya  keagamaan.  Secara  khusus,  dalam  masa  pemulihan  ekonomi  ini,  THR  tentu  dapat
              menstimulus  konsumsi  masyarakat  yang  mendorong  pertumbuhan  ekonomi,"  ujar  Menaker
              dalam keterangan pers, Jakarta, Senin (12/4).

              Dalam  surat  edaran  tersebut,  Menaker  meminta  perusahaan  membayarkan  THR  Keagamaan
              paling lama 7 hari sebelum hari raya.

              "Saya tekankan bahwa THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lama 7 hari sebelum hari raya
              keagamaan pekerja/buruh yang bersangkutan," ujarnya.

              Terkait  jumlah  besaran,  bagi  karyawan  yang  mempunyai  masa  kerja  12  bulan  secara  terus
              menerus atau lebih, THR diberikan dengan ketentuan sebesar 1 bulan upah.

              Sementara bagi karyawan yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus,
              tetapi kurang dari 12 bulan, THR diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan masa
              kerja dibagi 12 bulan kemudian dikali 1 bulan upah.
              Adapun bagi karyawan yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian yang telah mempunyai
              masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima
              selama 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

                                                           254
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260