Page 57 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 DESEMBER 2021
P. 57

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)
              dan  kepala  dinas  ketenagakerjaan  (kadisnaker)  provinsi  se-Indonesia  berkomitmen  untuk
              mengawal pelaksanaan pengupahan pada 2022.

              "Pemerintah konsisten untuk menerapkan PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan, dan
              mewajibkan semua kepala daerah untuk melakukan hal yang sama," kata Dirjen PHI dan Jamsos
              Kemenaker Indah Anggoro Putri dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/12/2021).

              Indah  mengatakan  dalam  mengawal  pelaksanaan  pengupahan,  dinas  ketenagakerjaan  wajib
              memberikan pemahaman kepada pengusaha dan pekerja/buruh. Hal ini terkait upah minimum
              (UMP dan UMK) adalah safety net yang diberikan kepada tenaga kerja yang bekerja kurang dari
              12 bulan. Adapun tenaga kerja yang sudah bekerja lebih dari 12 bulan diberlakukan ketentuan
              struktur dan skala upah.

              Ketika ada perselisihan mengenai pengupahan, Indah meminta dinas ketenagakerjaan untuk
              mendorong  pihak-pihak  yang  berselisih  untuk  berdialog  secara  bipartit  maupun  tripartit.
              "Pemerintah  daerah  wajib  mengedepankan  mekanisme  tripartit  dalam  penyelesaian
              permasalahan terkait ketenagakerjaan," katanya.

              Selain  upah  minimum,  menurut  Indah,  saat  ini  pemerintah  harus  mendorong  implementasi
              struktur  dan  skala  upah  di  perusahaan-perusahaan.  "Pemerintah  wajib  memediasi
              perusahaan/pemberi kerja untuk segera menyusun dan menetapkan struktur skala upah, dan
              melakukan pembinaan teknis melalui fasilitasi, konsultasi, pendidikan, pelatihan, penelitian, dan
              pengembangan," ujarnya.

              Dalam hal pembinaan teknis telah dilakukan secara optimal dan belum membuahkan hasil sesuai
              yang diharapkan, lanjut Indah, maka dilakukan pengawasan teknis. Pengawasan teknis meliputi
              dampak  pelaksanaan  kewenangan  bidang  ketenagakerjaan  yang  sudah  diserahkan  kepada
              pemerintah daerah. Pemerintah melakukan pengawasan teknis melalui reviu, pemantauan, dan
              evaluasi.

              Apabila pengawasan teknis tersebut belum membuahkan hasil, maka dilakukan tahapan teknis
              selanjutnya berupa pemeriksaan reguler dan/atau pemeriksaan khusus atau/investigatif.

              "Dari  hasil  pemeriksaan  yang  terakhir  ini,  jika  terbukti  terdapat  kesalahan,  maka  untuk
              selanjutnya digunakan oleh pemerintah menegakkan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
              perundang-undangan," katanya.

              Sumber: BeritaSatu.com
























                                                           56
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62