Page 424 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 424

DISNAKER PERTIMBANGKAN EVALUASI BATAS KAPASITAS KARYAWAN
              PERKANTORAN DI JAKARTA

              Merdeka.com -  Dinas Tenaga Kerja DKI  Jakarta  akan mengevaluasi kebijakan pembatasan
              kapasitas  karyawan  di  satu  perkantoran.  Evaluasi  setelah  perkantoran  menjadi  klaster  baru
              penularan Covid-19.

              Kepala  Disnaker,  Andri  Yansyah,  mengatakan  untuk  evaluasi  tersebut,  pihaknya  perlu
              membahas bersama-sama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.

              "Kalau masalah ini mungkin akan ada evaluasi secara keseluruhan, nanti di tingkat pemerintah
              provinsi DKI itu akan ada evaluasi keseluruhan yang hasil evaluasi itu juga berdasarkan dari
              masing-masing SKPD," kata Andri di Kamis (30/7).

              "Karena masalah ini tidak hanya masalah Disnaker. tetapi juga SKPD yang lain, sehingga perlu
              saling  beri  informasi,  masukan,  evaluasi.  Itu  yang  jadi  dasar  penentuan  langkah  ke  depan
              seperti apa," tuturnya.

              Sebelumnya, Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah mengungkapkan,
              klaster Covid-19 di perkantoran wilayah DKI Jakarta mencapai 90 lokasi. Terjadi peningkatan
              cukup tajam dari sebelum penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
              "Kalau di DKI Jakarta sendiri sampai tanggal 28 Juli 2020 ini ditemukan 90 klaster," ucapnya
              dalam Talk Show Covid-19 Dalam Angka yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Rabu
              (29/7).

              90  Klaster  ini  disebut  memicu  munculnya  459  kasus  positif  Covid-19.  Terjadi  penambahan
              sebanyak sembilan kali lipat dari data sebelum PSBB transisi yang hanya 43 kasus.

              Menurut Dewi, ada dua kemungkinan yang memicu munculnya klaster baru di perkantoran DKI
              Jakarta.  Pertama,  virus  Covid-19  dibawa  dari  rumah  karyawan.  Kedua,  karyawan  tersebut
              terpapar Covid-19 saat dalam perjalanan dari atau menuju kantor.


              "Makanya kita harus waspada terutama yang menggunakan moda transportasi umum bersama
              seperti KRL, MRT. Itu lebih waspada lagi karena kita harus berkumpul bersama orang dalam
              satu waktu, berkerumunan, bisa jadi ventilasinya kurang baik," tutupnya.

              Dewi juga mengimbau agar perusahaan menerapkan kembali kebijakan work from home (WFH)
              atau kerja dari rumah.

              "Untuk saat ini adalah, untuk perusahaan yang masih bisa melakukan kerja WFH, sebaiknya
              WFH," kata Dewi.

              Jika memang harus masuk kantor, Dewi meminta agar perusahaan memastikan kapasitas 50
              persen. Opsi lainnya, perusahaan mengatur waktu sif masuk kantor dan WFH karyawannya.

              "Lakukan sif kedatangan dengan jeda 1,5 sampai 2 jam," ujarnya.

              Perusahaan  juga  harus  memastikan  sirkulasi  udara  di  ruangan  berjalan  lancar,  menerapkan
              protokol kesehatan dan menyediakan fasilitas untuk menunjang penerapan protokol kesehatan.

              Perusahaan harus memberikan tugas kepada Health, Safety dan Environment untuk menjadi
              tim pangawas. Kemudian setiap lantai perkantoran ada tim pengawas, jika memungkinkan.


              [lia].


                                                           423
   419   420   421   422   423   424   425   426   427   428   429