Page 195 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 SEPTEMBER 2020
P. 195

Kepala  Dinas  Sosial  Provinsi  Jawa  Tengah,  Harso  Susilo  menyebutkan  berdasarkan  evaluasi
              penyaluran tahap pertama, ada sejumlah kendala teknis. Di antaranya, kesalahan pemasukan
              akun  bank  oleh  BUMDes.  Selanjutnya,  proses  pemasukan  data  penerima  yang  dilakukan
              semimanual, sehingga membutuhkan waktu yang lama. Itu yang membuat penyaluran pada
              tahap awal sedikit terganggu. Ditambahkan , berdasarkan data Dinsos Provinsi Jawa Tengah,
              jumlah bansos mencapai 1.290.000 penerima, terdiri atas data tahap pertama sebanyak 610.245
              penerima, ditambah data perluasan yang rampung dilakukan pada medio Juni sekitar 600 ribu
              penerima.
              Tak hanya bantuan sosial, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus menyiapkan langkah
              untuk mendorong bangkitnya ekonomi. Seperti memberikan stimulus kepada usaha mikro kecil
              dan menengah serta mendorong masyarakat untuk membeli produk kawan dan dalam negeri.

              Menurut Ganjar, perekonomi sekarang ini memang sedang goncang dan kita perlu menyiapkan
              langkah untuk bisa bertahan. Peran pemangku kepentingan, khususnya usaha kecil mikro, saat
              ini  menjadi  penting  untuk  membangkitkan  ekonomi.  "Kita  siapkan  agar  bisa  bangkit.  Maka
              pemerintah  sebagai  stimulator  dan  dinamisator  dalam  beberapa  hal  bisa  menjadi    offtaker
              karena regulasi memungkinkan," katanya. Dia berharap kesulitan ekonomi ini bisa dilalui dengan
              baik. ''APBD dan APBN yang kita miliki dikerahkan untuk mendorong ke sana. Sekarang kita
              harus lebih hati-hati, lebih strategis lagi untuk memilih sektor yang kita bantu," jelasnya.

              Tak Kontinyu  Sementara itu, meski berbagai bantuan selama masa pandemi telah digulirkan,
              namun  ekonomi  sebagian  masyarakat  dipandang  belum  pulih.  Pengamat  Kebijakan  Publik
              Universitas  Trisakti, Trubus  Rahadiansyah  menyebutkan,  beragam  bantuan  dan  subsidi  yang
              dikucurkan  pemerintah  belum  efektif  untuk  mendongkrak  perekonomian.  Hal  tersebut
              disebabkan  oleh  tiga  hal.  Pertama,  terus  bertambahnya  masyarakat  berpenghasilan  rendah
              selama  pandemi.  Akibat  banyaknya  PHK  dan  UMKM  yang  gulung  tikar,  kalangan  yang  dulu
              sejahtera kini jadi turun kelas. Kedua, daya beli masyarakat yang turun drastis.
              Kalangan bawah tak lagi punya kemampuan untuk membeli, sementara kelas menengah atas
              menahan diri untuk konsumsi. Ketiga, pola penyaluran bantuan yang cenderung tak kontinyu.
              Beberapa bantuan seperti BLT misalnya, 3 bulan pertama besarannya mencapai Rp 600.000,
              namun setelahnya jumlah itu berkurang hingga setengah. "Kalau kita lihat secara keseluruhan
              ya belum efektif sebagai jaring pengaman sosial untuk memperkuat daya beli masyarakat secara
              keseluruhan. Meskipun bantuan itu jumlahnya sudah cukup besar," kata Trubus.

              Bantuan dan subsidi yang diberikan pemerintah pun dinilai belum merata mencakup seluruh
              kalangan  masyarakat.Trubus  mencontohkan  bantuan  subsidi  gaji  bagi  karyawan  yang
              berpenghasilan di bawah Rp 5 juta per bulan. Bantuan ini hanya bisa didapat oleh karyawan
              yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan. Sementara, kata Trubus, karyawan yang tak terdaftar
              di  BPJS  Ketenagakerjaan  jumlahnya  jauh  lebih  besar.  Bantuan  dan  subsidi  yang  digulirkan
              pemerintah  pun  dinilai  hanya  berjangka  pendek.  Padahal,  pandemi  Covid-19  menimbulkan
              dampak jangka panjang yang membutuhkan dana begitu besar.
              Tepat  Sasaran    Ketua  MPR  RI  Bambang  Soesatyo  meminta  semua  institusi  pemerintah  dari
              tingkat pusat hingga daerah memastikan bansos yang dialokasikan bagi warga tepat sasaran.
              Dalam situasi seperti saat ini, menurut dia, negara memang harus menyediakan jaring pengaman
              sosial untuk membantu warga yang kekurangan. Dia mengatakan pilihan bantuan dan target
              sasaran  yang  ditetapkan  pemerintah  sudah  tepat  seperti  mengalokasikan  bantuan  sembako,
              bantuan langsung tunai, diskon tarif listrik hingga program keselamatan yang dilaksanakan Polri.

              Dia juga mengajak masyarakat ikut mengawasi agar semua bansos tersebut tepat sasaran dan
              tidak diselewengkan. Secara keseluruhan, dalam mengatasi dampak sosial ekonomi dari pandemi
              Covid-19, pemerintah menyiapkan sekitar Rp110 triliun untuk jaring pengaman sosial (  social
              safety net  ) yang diprioritaskan bagi masyarakat dengan segmen ekonomi bawah.
                                                           194
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200