Page 139 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 AGUSTUS 2020
P. 139

KEPALA BP2MI KELUARKAN SURAT EDARAN, PASTIKAN TAHAP PENEMPATAN PMI
              DENGAN PROTOKOL KESEHATAN KETAT

              SinarHarapan.id -  Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengeluarkan
              Surat Edaran (SE) Nomor 14 Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Penempatan
              Pekerja Migran Indonesia (PMI) Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru. SE ini menindaklanjuti
              terbitnya Keputusan Menteri Ketenagakerjaan (Kepmenaker) Nomor 294 Tahun 2020 tentang
              Pelaksanaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru.
              "Hari ini saya tanda tangani SE Penempatan PMI masa adaptasi kebiasan baru. Ini menjadi salah
              satu solusi membantu mengurangi dampak pengangguran akibat pandemi COVID-19. Sesuai
              dengan arahan Presiden RI terkait kebijakan pemulihan ekonomi di masa adaptasi kebiasaan
              baru. SE ini sebagai respon tanggap BP2MI sebagaimana saya janjikan pada saat Konferensi
              Pers bersama Ibu Menteri Ketenagakerjaan beberapa waktu lalu," kata Kepala BP2MI, Benny
              Rhamdani saat Konferensi Pers di kantor BP2MI, Selasa (4/8).

              Sejak dihentikannya penempatan PMI akibat pandemi COVID-19, berdasarkan data SISKOP2MI
              sejumlah  88.973  orang  tertunda  keberangkatannya  ke  luar  negeri.  Untuk  itu,  BP2MI  akan
              memprioritaskan keberangkatan bagi calon PMI yang sudah memiliki visa kerja, yang sudah
              terdaftar  di  SISKOP2MI atau  memiliki  ID,  dan  Calon  Pekerja  Migran  Indonesia  (CPMI)  yang
              ditempatkan oleh  P3MI yang  telah  memiliki  Surat  Izin  Perekrutan Pekerja  Migran  Indonesia
              (SIP2MI).

              Adapun  Petunjuk  Pelaksanaan  Pelayanan  Penempatan  Pekerja  Migran  Indonesia  pada  Masa
              Adaptasi Kebiasaan Baru ini disusun sebagai upaya pelindungan bagi CPMI yang akan bekerja
              di negara tujuan penempatan pada masa adaptasi kebiasaan baru, dan sebagai petunjuk yang
              mengatur pelaksanaan pelayanan penempatan PMI pada masa adaptasi kebiasaan baru yang
              wajib dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan PMI.
              "Surat Edaran ini memuat beberapa poin penting, yaitu memastikan aspek keselamatan jiwa
              para  PMI  diatas  segala-galanya  sebagai  wujud  kehadiran  negara  untuk  memberikan
              pelindungan menyeluruh bagi PMI, memastikan setiap tahapan proses penempatan mematuhi
              protokol kesehatan secara ketat, dan memastikan tidak adanya pembebanan biaya pemeriksaan
              PCR kepada CPMI/PMI," papar Benny.

              Benny  menjelaskan,  BP2MI  juga  telah  berkoordinasi  dengan  Ketua  Satuan  Tugas  Komite
              Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, yang akan meminta arahan lebih lanjut
              kepada  Menko  Perekonomian  selaku  Ketua  Komite  Kebijakan  Penanganan  Covid-19  dan
              Pemulihan  Ekonomi  Nasional  Terkait  skema  pembiayaan  tes  PCR  bagi  CPMI,  lanjut  Benny,
              BP2MI ingin memastikan bahwa CPMI tidak dibebankan biaya pemeriksaan PCR, baik dalam
              proses penempatan maupun saat tiba dan berada di negara tujuan penempatan.

              Seperti yang diketahui, Kepmenaker Nomor 294 tahun 2020 menyebutkan bahwa pembukaan
              penempatan  PMI  dilakukan  secara  bertahap  dan  selektif  pada  negara  tujuan  penempatan
              tertentu  berdasarkan  rekomendasi  Perwakilan  Republik  Indonesia  atau  Kantor  Dagang  dan
              Ekonomi Indonesia dengan mempertimbangkan antara lain negara tujuan penempatan terbuka
              bagi PMI dan menerapkan protokol kesehatan penanganan COVID-19 bagi PMI.

              "Terkait negara-negara tujuan penempatan tertentu yang sudah siap menerima tenaga kerja
              asing  dengan  menerapkan  protokol  kesehatan,  akan  ditetapkan  oleh  Kementerian
              Ketenagakerjaan melalui Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
              Kesempatan Kerja," ujarnya. SH/Elv/R.




                                                           138
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144