Page 210 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JUNI 2021
P. 210

BIKIN KARTU KUNING CALON PEKERJA GRATIS, MENAKER: ADA PUNGLI
              LAPORKAN!
              JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menegaskan bahwa tidak ada pungutan
              biaya dalam pengurusan dan pencetakan kartu tanda bukti pendaftaran Pencari Kerja (AK/I)
              atau biasa disebut kartu kuning. Pembuatannya pun gratis.

              Untuk mendaftarkan diri sebagai pencari kerja, masyarakat dapat datang langsung ke Dinas
              Kabupaten/Kota, atau secara online melalui kemnaker.go.id pada layanan karirhub. Apabila kartu
              AK/I akan dicetak, maka pencari kerja harus datang ke Dinas Kabupaten/Kota terdekat.

              "Apabila ada petugas yang meminta pungutan, laporkan saja ke pihak ke berwajib dan petugas
              yang meminta pungutan akan dikenakan sanksi tegas," kata Menaker Ida Fauziyah di Jakarta,
              Sabtu (19/6/2021).

              Permintaan pembuatan kartu kuning belakangan ini dilaporkan meningkat di berbagai daerah.
              Hal  ini  dipengaruhi  adanya  persiapan  pendaftaran  CPNS,  adanya  lulusan  pendidikan  yang
              mencari kerja, serta para pekerja yang terdampak pandemi Covid-19.

              Menaker Ida pun mengimbau masyarakat yang sedang mencari kerja untuk mendaftarkan diri
              ke  Dinas  yang  bertanggung  jawab  di  bidang  ketenagakerjaan  di  tingkat  kabupaten/kota.
              Pelayanan pendaftaran pencari kerja tersebut diatur oleh Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
              Nomor 39 Tahun 2016 tentang Penempatan Tenaga Kerja.

              Hal ini juga sesuai kebijakan otonomi daerah, di mana pencari kerja yang akan bekerja di dalam
              atau di luar negeri harus terdaftar di Dinas Kabupaten/Kota sesuai domisili. Namun, bagi pencari
              kerja yang berada di luar kabupaten/kota domisilinya tetap dapat mendaftarkan diri ke Dinas
              ketenagakerjaan setempat, karena pelayanan pencari kerja bersifat nasional.

              "Kami  meminta  para  kepala  dinas  untuk  memberikan  pelayanan  yang  baik,  maksimal,
              memudahkan  para  pemohon  yang  mengajukan  diri  untuk  pengurusan  kartu  AK/I.  Jangan
              dipersulit," ujar Menaker Ida Fauziyah.

              Menurut Menaker Ida Fauziyah, di beberapa daerah terindikasi masih ditemukan atau terjadi
              praktek  pungutan  biaya  pembuatan  kartu  kuning.  "Modusnya  mulai  dari  biaya  administrasi,
              hingga biaya sukarela. Padahal semestinya hal tersebut dilarang dan dapet dikategorikan sebagai
              pungutan liar," ujarnya.

              Menaker Ida Fauziyah menambahkan, bagi pencari kerja yang telah mendapatkan pekerjaan,
              wajib  melaporkan telah diterima bekerja kepada  instansi  yang bertanggung  jawab  di bidang
              ketenagakerjaan kabupaten/kota.

              Data-data pencari kerja yang diperoleh dari pembuatan kartu kuning itu lanjut, Menaker Ida
              Fauziyah, dapat dimanfaatkan oleh masing-masing dinas tenaga kerja. "Salah satunya untuk
              membuat perencanaan tenaga kerja, sehingga ketersediaan lowongan pekerjaan di daerahnya
              dapat segera diisi oleh pencari kerja," katanya.

              Kartu  kuning  pencari  kerja  berbentuk  persegi  panjang  yang  dibagi  menjadi  2  halaman.  Di
              halaman pertama, berisi nomor pencari kerja, nomor identitas diri/KTP, foto dan tanda tangan
              pencari kerja, serta kolom kewajiban pencari kerja melapor 4 kali dalam 2 tahun.

              Sementara  di  halaman  kedua  tercantum  informasi  mengenai  data  diri  pencari  kerja,  seperti
              nama,  tempat  tanggal  lahir,  jenis  kelamin,  status,  agama,  alamat,  daftar  pendidikan  formal
              maupun non-formal, serta disahkan dengan tanda tangan pengantar kerja, dalam hal ini pihak
              Disnaker Kabupaten/Kota.

                                                           209
   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215