Page 238 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JUNI 2021
P. 238

Untuk  mendaftarkan  diri  sebagai  pencari  kerja, masyarakat  dapat  datang  langsung  ke  dinas
              kabupaten/kota, atau secara online melalui kemnaker.go.id pada layanan karirhub. Apabila kartu
              AK/I akan dicetak, maka pencari kerja harus datang ke dinas kabupaten/kota terdekat.

              "Apabila ada petugas yang meminta pungutan, laporkan saja ke pihak ke berwajib dan petugas
              yang meminta pungutan akan dikenakan sanksi tegas," kata Menaker, Ida Fauziyah di Jakarta,
              Sabtu (19/6/2021).

              Permintaan pembuatan Kartu Kuning belakangan ini, dilaporkan meningkat di berbagai daerah.
              Hal ini dipengaruhi adanya persiapan pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), adanya
              lulusan pendidikan yang mencari kerja, serta para pekerja yang terdampak pandemi Covid-19.

              Ida pun mengimbau masyarakat yang sedang mencari kerja untuk mendaftarkan diri ke dinas
              yang  bertanggung  jawab  di  bidang  ketenagakerjaan  di  tingkat  kabupaten/kota.  Pelayanan
              pendaftaran pencari kerja tersebut diatur oleh Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 39
              Tahun 2016 tentang Penempatan Tenaga Kerja.
              Hal ini juga sesuai kebijakan otonomi daerah, dimana pencari kerja yang akan bekerja di dalam
              atau di luar negeri harus terdaftar di dinas kabupaten/kota sesuai domisili. Namun bagi pencari
              kerja  yang  berada  di  luar  kabupaten/kota,  tetap  dapat  mendaftarkan  diri  ke  dinas
              ketenagakerjaan setempat, karena pelayanan pencari kerja bersifat nasional.
              "Kami  meminta  para  kepala  dinas  untuk  memberikan  pelayanan  yang  baik,  maksimal,
              memudahkan  para  pemohon  yang  mengajukan  diri  untuk  pengurusan  kartu  AK/I.  Jangan
              dipersulit," ujar Menaker.

              Menurut Ida, di beberapa daerah terindikasi masih ditemukan, atau terjadi praktik pungutan
              biaya pembuatan kartu kuning.

              "Modusnya mulai dari biaya administrasi, hingga biaya sukarela. Padahal semestinya hal tersebut
              dilarang dan dapat dikategorikan sebagai pungutan liar," ujarnya.

              Menaker  menambahkan,  bagi  pencari  kerja  yang  telah  mendapatkan  pekerjaan,  wajib
              melaporkan  telah  diterima  bekerja  kepada  instansi  yang  bertanggung  jawab  di  bidang
              ketenagakerjaan kabupaten/kota.

              Data-data pencari kerja yang diperoleh dari pembuatan Kartu Kuning itu, lanjut, Menaker, dapat
              dimanfaatkan oleh masing-masing dinas tenaga kerja.
              "Salah  satunya  untuk  membuat  perencanaan  tenaga  kerja,  sehingga  ketersediaan  lowongan
              pekerjaan di daerahnya dapat segera diisi oleh pencari kerja," katanya.

              Kartu  Kuning  pencari  kerja  berbentuk  persegi  panjang  yang  dibagi  menjadi  2  halaman.  Di
              halaman pertama, berisi nomor pencari kerja, nomor identitas diri/KTP, foto dan tanda tangan
              pencari kerja, serta kolom kewajiban pencari kerja melapor 4 kali dalam 2 tahun.

              Sementara  di  halaman  kedua  tercantum  informasi  mengenai  data  diri  pencari  kerja,  seperti
              nama,  tempat  tanggal  lahir,  jenis  kelamin,  status,  agama,  alamat,  daftar  pendidikan  formal
              maupun non-formal, serta disahkan dengan tanda tangan pengantar kerja, dalam hal ini pihak
              disnaker kabupaten/kota.

              Untuk memperoleh AK/I, pencari kerja mengajukan secara manual dengan melampirkan fotokopi
              KTP yang masih berlaku; pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 (dua) lembar;
              fotokopi  ijazah  pendidikan  terakhir;  fotokopi  sertifikat  Kompetensi  Kerja  bagi  yang  memiliki;
              dan/atau fotokopi surat keterangan pengalaman kerja bagi yang memiliki.


                                                           237
   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243