Page 384 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 384

ATURAN LENGKAP PEMBAYARAN THR 2021, INI BESARAN YANG DIDAPATKAN JIKA
              BEKERJA 1 BULAN
              TRIBUNPALU.COM - Mendekati Hari Raya Idul Fitri, perusahaan diwajibkan untuk membayarkan
              Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawannya.

              THR 2021 bagi karyawan swasta ini paling lambat dibayarkan 7 hari sebelum hari raya sesuai
              Surat Edaran (SE) Menteri Keternagakerjaan Nomor M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan
              Pemberian  Tunjangan  Hari  Raya  (THR)  Keagamaan  Tahun  2021  bagi  Pekerja/Buruh  di
              Perusahaan.

              Meski  masih  ada  kondisi  pandemi  Covid-19,  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziah  meminta
              kepada semua perusahaan untuk membayarkan penuh THR karyawannya.

              Hal ini beralasan karena pada tahun 2020, pemerintah telah memberikan banyak keringanan
              kepada para pengusaha.

              Lalu, berapa besaran THR karyawakan swasta tahun 2021? Pemerintah Pastikan Karyawan Dapat
              THR Idul Fitri, Pengusaha yang Telat Bayar Bakal Kena Denda Menaker Ida Fauziyah: Perusahaan
              Harus Bayar Penuh THR 2021, Paling Lambat 7 Hari Sebelum Lebaran Mengacu pada aturan,
              THR harus diberikan kepada semua pekerja yang telah bekerja selama 1 bulan secara terus
              menerus atau lebih.

              THR Keagamaan juga diberikan kepada pekerja/buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan
              pengusaha  berdasarkan  perjanjian  kerja  waktu  tidak  tertentu  atau  perjanjian  kerja  waktu
              tertentu.

              Besaran THR tergantung dari masa kerjanya.

              Bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, THR
              diberikan dengan ketentuan sebesar 1 bulan upah.

              Sementara bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus,
              tetapi kurang dari 12 bulan, THR diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan masa
              kerja dibagi 12 bulan kemudian dikali 1 bulan upah.

              Adapun  bagi  pekerja/buruh  yang  bekerja  berdasarkan  perjanjian  kerja  harian  yang  telah
              mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah
              yang diterima selama 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

              Kemudian, bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah 1
              bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.

              Bagaimana jika pengusaha tidak mampu membayar? Di SE dijelaskan, perusahaan yang masih
              terdampak pandemi Covid-19 dan berakibat tidak mampu memberikan THR Keagamaan tahun
              2021  sesuai  waktu  yang  ditentukan  dalam  peraturan  perundang-undangan,  diharapkan
              Gubernur  dan  Bupati/Wali  kota  agar  memberikan  solusi  dengan  mewajibkan  pengusaha
              melakukan dialog dengan pekerja/buruh untuk mencapai kesepakatan yang dilaksanakan secara
              kekeluargaan dan dengan iktikad baik.

              "Kesepakatan tersebut dibuat secara tertulis dan memuat waktu pembayaran THR Keagamaan
              dengan  syarat  paling  lambat  dibayar  sampai  sebelum  Hari  Raya  Keagamaan  tahun  2021
              pekerja/buruh yang bersangkutan," kata Ida.

              Ida mengatakan, kesepakatan mengenai waktu pembayaran THR keagamaan tersebut harus
              dipastikan tidak sampai menghilangkan kewajiban pengusaha untuk membayar THR keagamaan


                                                           383
   379   380   381   382   383   384   385   386   387   388   389