Page 14 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 JUNI 2021
P. 14

KSPI akan terus berjuang untuk mendesak pemerintah agar ikut bertanggung jawab terhadap
              hak-hak buruh Giant yang ter-PHK dan hak-hak buruh UMKM yang kehilangan pekerjaan karena
              rantai pasoknya diputus oleh Giant. Ditegaskan, PHK ribuan orang di tengah pandemi Covid-19
              ini  membuktikan,  omnibus  law  tidak  bisa  menjadi  solusi  untuk  memastikan  buruh  tidak
              kehilangan pekerjaan.

              Kasus  penutupan  Giant  yang  berdampak  pada  PHK  puluhan  ribu  pekerja  Giant  dan  UMKM
              menjelaskan  fakta  bahwa  omnibus  law  UU  Cipta  Kerja  bukan  solusi  terhadap  peningkatan
              investasi di Indonesia. Bahkan sebelumnya, PT Freetrend di Kabupaten Tanggerang tutup dan
              mem-PHK 7.800 pekerja. Begitu pun PT Lawe Adya Prima di Kota Bandung yang mem-PHK 1.200
              orang pekerja.

              "Penutupan  perusahaan  yang  terjadi  di  Giant, PT  Freetrend,  dan PT Lawe  Adya  Prima yang
              menyebabkan  puluhan  ribu  buruh  kehilangan  pekerjaan  itu,  membuktikan  pemerintah  tak
              berdaya  memberikan  kepastian  terhadap  dunia  usaha  dan  buruh  yang  sedang  bekerja.
              Jangankan  investasi  baru  masuk  ke  Indonesia,  investasi  yang  sudah  ada  saja  keluar  dari
              Indonesia dan menyebabkan puluhan ribu pekerja di tiga perusahaan tersebut ter-PHK. Omnibus
              law UU Cipta Kerja khususnya klaster ketenagakerjaan bukan jawaban yang dibutuhkan oleh
              para pekerja dan investor untuk bisa berusaha di Indonesia. Padahal pemerintah menggembor-
              gemborkan  ketika  omnibus  law  disahkan  tidak  ada  PHK  dan  mendatangkan  investasi  yang
              membuka lapangan kerja," tegas Said Iqbal.

              "Bercermin dari kasus Giant, PT freetrend, dan PT Lawe Adya Prima ini, KSPI mendesak hakim
              Mahkamah  Konstitusi  untuk  membatalkan  atau  mencabut  UU  Cipta  Kerja  khususnya  klaster
              ketenagakerjaan yang membuat posisi buruh semakin sulit dan dimiskinkan secara struktural,"
              demikian Said Iqbal menutup pemyataannya.(bn-34)













































                                                           13
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19