Page 476 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 AGUSTUS 2020
P. 476

Hal ini dikatakan politisi Fraksi PAN tersebut dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi
              IX  DPR  RI  dengan  Menteri  Tenaga  Kerja  dan  Direktur  Utama  BPJS  Ketenagakerjaan,  yang
              membahas data 15.7 juta pekerja penerima bantuan tersebut.

              "Ada  pekerja  mandiri  yang  mendaftar  secara  sukarela,  mereka  bagaimana  mendapatkan
              rekeningnya? Jangan-jangan ini kerjanya jumlah sangat besar  nggak  mau repot  udah  ke
              perusahaan-perusahaan, seribu orang, dua ribu orang, lebih gampang  ngumpulinnya  ," ungkap
              Saleh  Partaonan  Daulay  di  Gedung  DPR  RI,  Kompleks  Parlemen,  Senayan,  Jakarta,  Rabu
              (26/8/2020).

              Menanggapi hal ini, Dirut BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, tidak ingin masuk ke dalam
              perdebatan, karena penentuan siapa yang dapat subsidi dan tidak adalah bukan keputusannya,
              melainkan  pemerintah  pusat.  Dirinya  hanya  menyebutkan,  pihaknya  fokus  atau  sedang
              konsentrasi  melakukan  validasi  data  pekerja  penerima  bantuan,  agar  satu  NIK,  satu  nomor
              peserta, dan satu rekening.

              "Hingga kemarin, jumlah rekening yang terkumpul sebanyak 13.8 juta nomor rekening, sehingga
              ada 1.9 juta pekerja yang belum mengirimkan nomor rekening. Dari nomor rekening tersebut
              13.8 juta tidak serta merta bisa mendapatkan bantuan ini tetapi kami harus melakukan validasi,"
              kata Agus Susanto.

              RDP tersebut juga membahas evaluasi aturan hukum BPJS Ketenagakerjaan, membantu peserta
              BPJS Ketenagakerjaan dalam Pandemi Covid-19, monitoring dan evaluasi BPJS Ketenagakerjaan
              pasca terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PKH) massal akibat Pandemi.

              Sebelumnya diberitakan bahwa Komisi IX DPR RI menyoroti kurangnya data pekerja penerima
              bantuan subsidi upah dari Pemerintah. Selain itu, Anggota Komisi IX DPR RI, Ketut Kariyasa
              Adnyana  dari  Fraksi  PDI  Perjuangan,  juga  menyinggung  keterlambatan  proses  pencairan  ke
              pekerja.

              Dua hal ini menjadi pertanyaan serius dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX DPR RI
              dengan  Menteri  Tenaga  Kerja  Ida  Fauziah,  dan  Dirut  BPJS  Ketenagakerjaan  Agus  Susanto,
              membahas Program Subsidi Pemerintah sebesar Rp600 ribu per bulan selama empat bulan bagi
              15.7 juta pekerja yang memiliki upah di bawah Rp5 juta.

              "Banyak  juga  data  yang  diterima  rapat  kemarin,  banyak  juga  yang  tidak  terdaftar  di  BPJS
              Ketenagakerjaan, bagaimana untuk menyiasati yang saya sebutkan keadilan bergotong royong
              itu orang-orang yang tidak terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan," ungkap Ketut Kariyasa Adnyana
              di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2020).

              Menanggapi  hal  ini,  Menaker  Ida  Fauziah  menyebutkan,  penundaan  transfer  pencairan
              Rp600.000 karena kendala administrasi di KPA yang butuh proses 4 (empat) hari. Sedangkan
              mengenai data pekerja, menurut Ida, semua data 15.7 juta pekerja penerima bantuan adalah
              berasal dari BPJS Ketenagakerjaan.

              "Ditunda  pencairannya,  sebenarnya  sejak  awal  itu  launching,  tapi  proses  administrasi  harus
              jalan. Validasi data harus dilakukan dengan baik. Cek juga harus dilakukan dengan baik, dan itu
              secara juknis ada spare waktu yang diberikan untuk KPA mengecek sebelum menyairkan itu.
              Jadi, setelah dari BPJS, kita ada waktu empat hari untuk melihat kesesuaian data," kata Ida
              Fauziah.
              Dalam Raker tersebut, turut dibaha evaluasi aturan hukum BPJS Ketenagakerjaan membantu
              peserta  BPJS  Ketenagakerjaan  dalam  Pandemi  Covid-19,  monitoring  dan  evaluasi  BPJS
              Ketenagakerjaan pasca terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PKH) massal akibat Pandemi, serta
              optimalisasi Rencana Kerja Anggaran dan Tahunan (RKAT) Badan pada masa Pandemi Covid-19
              dan New Normal..
                                                           475
   471   472   473   474   475   476   477   478   479   480   481