Page 31 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JUNI 2021
P. 31

solusi yang diberikan BPJS Kesehatan. Sebanyak 10 orang perwakilan pun diterima untuk
              melakukan audiensi.

              BEDA TAFSIR AKTA PENGADILAN

              SURABAYA, Jawa Pos - Sebanyak seratus buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat
              Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) mendatangi Kantor BPJS Kesehatan Surabaya kemarin
              (3/6). Mereka menuntut atas pembebasan iuran BPJS Kesehatan selama enam bulan
              setelah di-PHK. Ada multitafsir atas dasar penentuan dalam penerapan aturan tersebut.

              Aksi  itu  sempat  membuat  Jalan  Dharmahusada  tersendat  Buruh  gabungan  FSPMI
              meminta agar ada solusi yang diberikan BPJS Kesehatan. Sebanyak 10 orang perwakilan
              pun diterima untuk melakukan audiensi.

              Dalam audiensi itu, ternyata ada multitafsir antara BPJS Kesehatan dan FSPMI. Dengan
              demikian, muncul persepsi yang berbeda atas penonak-tifan karayawan yang di-PHK dan
              membuat hak jaminan kesehatannya tidak dibayarkan.

              Sekretaris FSPMI KC Surabaya Nuruddin Hidayat mengatakan, perbedaan itu ada pada
              akta pengadilan. "Tafsir BPJS Kesehatan putusan pengadilan itu adalah akta perdamaian.
              Pro-s esnya pekerja dan perusahaan maju ke pengadilan hubungan industrial (PHI) dulu,
              saat di tengah sidang ada putusan perdamaian, maka hakim akan mengeluarkan akta
              tersebut," terangnya setelah mediasi kemarin.

              Berbeda  dengan  persepsi  FSPMI.  Mereka  merujuk  pada  akta  pendaftaran  perjanjian
              bersama (PB) ke PHI. Prosesnya setelah PHK karena kesepakatan dan dituangkan ke
              perjanjian  bersama  (PB).  Kemudian,  PB  itu  didaftarkan  ke  PHI  dan  pengadilan
              menerbitkan akta pendaftaran PB.

              "Hal itu diperkuat dengan surat dari Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan
              Sosial  Tenaga  Kerja  (PHI-JSK)  Kemenaker.  Bahwa  yang  dimaksud  akta  pengadilan
              adalah akta pendaftaran PB. Bukan akta perdamaian dari hasil persidangan," ujarnya.

              Pihaknya akan menagih lagi solusi dari BPJS Kesehatan. Dia berharap segera ada titik
              terang sehingga penjaminan kesehatan bagi pekerja yang ter-PHK bisa tetap ada.

              Pada  kesempatan  yang  sama,  Kabid  Sumber  Daya  Manusia  (SDM)  Umum  dan
              Komunikasi  Publik  BPJS  Kesehatan  Surabaya  Achmad  Zammanar  Azam  mengatakan,
              pihaknya  sudah  menerima  aduan  dari  FSPMI.  Mereka  berjanji  mencarikan  solusinya.
              "Maksimal pada pekan depan sudah ada jawaban yang diberikan," katanya
              "Karena posisi kami di sini sebagai perpanjangan tangan saja, maka masalah ini sudah
              kami  komunikasikan  ke  pusat.  Tinggal  menunggu  bagaimana  nanti  ketentuannya,"
              terangnya.

              Dia mengakui, memang dalam mediasi tersebut ada perbedaan tafsir tentang definisi
              akta  putusan  pengadilan.  FSPMI  pun  turut  menyodorkan  surat  dari  Ditjen  PHI-JSK
              Kemenaker sebagai penguat argumen mereka.

              Azam menerangkan, dalam UU 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan
              Peraturan  Presiden  (Perpres)  82/2018  tentang  Jaminan  Kesehatan,  karyawan
              perusahaan yang mengalami PHK tetap memperoleh hak manfaat jaminan kesehatan
                                                           30
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36