Page 38 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 OKTOBER 2020
P. 38
menengah, serta penciptaan lapangan kerja," jelas Andrey Wijaya dan tim. Dengan sentimen ini,
RHB Sekuritas masih yakin IHSG di akhir tahun akan bertengger di 5.300.
Saham pilihan RHB menilai, pembukaan izin bagi entitas asing untuk memiliki perusahaan
menara dan bank syariah dapat menguntungkan PT Tower Bersama Tbk (TBIG), PT Bank Rakyat
Indonesia Syariah Tbk (BRIS) dan PT BTPN Syariah Tbk (BTPS).
Saham PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) juga bakal diuntungkan karena banyak investor DMAS
yang menunggu omn ibus law sebelum membuat keputusan investasi. Apalagi saat ini DMAS
memimpin penjualan lahan industri di Indonesia.
Sampai dengan semester 1-2020, DMAS membukukan marketing sal es Rp 1,05 triliun, jauh lebih
tinggi bila dibandingkan dengan PT Bekasi Fajar Industrial Es-tate Tbk (BEST) dan PT Surya
Semesta Internusa Tbk (SSIA).
Andrey mengatakan, meski valuasi DMAS lebih mahal jika dibandingkan SSIA dan BEST,
perjualan pemasaran yang kuat dan rasio pembayaran dividen yang tinggi seharusnya bisa
menarik lebih banyak investor dibandingkan dengan pemain kawasan industri lainnya.
Saham DMAS menjadi salah satu pilihan utama RHB, dengan rekomendasi beli dan target harga
Rp 280 per saham. RHB juga menyukai saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT
Era-jaya Swasembada Tbk (ERAA) untuk jangka panjang.
Selain akan dipengaruhi sentimen omnibus law, beberapa saham juga akan terdorong sentimen
pemulihan ekonomi China. Contohnya, saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Mayora Indah
Tbk (MYOR) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Saham-saham ini bisa menjadi pilihan untuk
jangka pendek.
Di sisi lain, saham tertentu yang saat ini menjadi pemimpin pasar, seperti PT Astra International
Tbk (ASII) di bisnis otomotif dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) di bisnis
telekomunikasi, justru kurang diuntungkan. Sebab, ada potensi peningkatan persaingan usaha.
Tapi, RHB masih tetap merekomendasikan beli ASII dan TLKM karena kinerja akan positif jika
ekonomi pulih.
Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr juga menilai, hampir seluruh sektor bisnis akan
diuntungkan beleid omnibus law. 'Tapi saham kawasan industri akan lebih diuntungkan," ujar
dia.
Zamzami menilai saham BEST, SSIA dan DMAS masih menarik dikoleksi dengan target harga
konsensus masing-masing Rp 172, Rp 468 dan Rp 248.
Janson menambahkan, saham properti dan infrastruktur juga diuntungkan. Peluang ini akan bisa
memberi sentimen positif untuk BEST, KIJA, DMAS, SSIA, ACST, WIKA dan PTPP.
"Valuasi saham sektor industri dan properti masih murah, sehingga ada ruang untuk bertumbuh
secara organik," ujar Janson. Ia pun merekomendasikan buy on weakness saham-saham
tersebut.
caption: Omnibus law akan berdampak positif bagi investasi jangka panjang di Indonesia.
37