Page 423 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 423

Ringkasan

              Omnibus law RUU tentang Cipta Kerja yang telah disetujui DPR menjadi UU bermanfaat terhadap
              datangnya investasi ke Indonesia. Aturan dan kendala para investor untuk masuk ke tanah air
              bisa terselesaikan dengan terbitnya UU Ciptaker ini.

              "Ini akan bermanfaat sekali terhadap peningkatan daya tarik Indonesia terhadap investasi, baik
              itu dari dalam negeri atau luar negeri," kata Kepala Departemen Ekonomi Center for Strategic
              and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri, Rabu (7/10).



              EKONOM CSIS: UU CIPTAKER SUDAH BAGUS, YANG PERLU DIKAWAL PERATURAN
              DI BAWAHNYA

              Kepala Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal
              Damuri/Net

              Omnibus law RUU tentang Cipta Kerja yang telah disetujui DPR menjadi UU bermanfaat terhadap
              datangnya investasi ke Indonesia. Aturan dan kendala para investor untuk masuk ke tanah air
              bisa terselesaikan dengan terbitnya UU Ciptaker ini.

              "Ini akan bermanfaat sekali terhadap peningkatan daya tarik Indonesia terhadap investasi, baik
              itu dari dalam negeri atau luar negeri," kata Kepala Departemen Ekonomi Center for Strategic
              and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri, Rabu (7/10).

              Dia  pun  menjelaskan,  sebelum  munculnya  UU  Ciptaker,  banyak  aturan  di  daerah  yang
              menyusahkan investor masuk. Terkadang, aturan pemerintah daerah tidak sejalan dengan pusat
              dari sisi investasi.

              "Di dalam omnibus law itu diberikan semacam legal basis untuk memperbaiki aturan di daerah.
              Begitu juga misalnya masalah perizinan atau juga masalah limitasi yang selama ini ada untuk
              investasi.  Sebelumnya  banyak  sekali  di  undang-undang  itu  pembatasan-pembatasan  untuk
              investasi," beber dia.

              Yose  menyadari  masih  banyak  kelompok  yang  menolak  UU  Ciptaker.  Seharusnya,  kata  dia,
              energi kelompok tersebut bisa dialihkan ke hal lain.
              Misalnya  mengawal  peraturan  pemerintah  agar  bisa  sejalan  dengan  UU  Ciptaker  dalam
              penciptaan lapangan kerja.

              "Dari UU tentu setelah itu peraturan pemerintah. Kemudian masuk lagi ke peraturan di tingkat
              kementarian. Lalu masuk ke peraturan daerah. Nah, ini yang harus sinkron. Jangan di atas sudah
              baik, bawahnya tidak sinkron," ujar Yose.

              Selanjutnya, kata dia, kelompok penolak bisa memastikan UU Ciptaker sesuai dengan cita-cita
              pembentukan aturan. Yakni menciptakan lapangan kerja bagi rakyat Indonesia, bukan sekadar
              menghadirkan investasi.


              Menurut  dia,  kelompok  penolak  UU  Ciptaker  harus  memastikan  investasi  yang  masuk  ke
              Indonesia  berkategori  padat  karya.  "Jadi,  perlu  diingat  juga  bahwa  UU  ini  bukan  tentang
              investasi, tetapi UU Cipta Kerja. Artinya penciptaan lapangan kerja," lanjut Yose.

              Jangan  sampai,  UU  Ciptaker  justru  bernasib  seperti  UU  Ketenagakerjaan  yang  berlaku
              sebelumnya. Menurut dia, UU Ketenagakerjaan menciptakan disinsentif bagi dunia usaha untuk
              masuk ke sektor yang padat karya.


                                                           422
   418   419   420   421   422   423   424   425   426   427   428