Page 135 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2021
P. 135

DATA AMBURADUL, KPK DIMINTA PELOTOTI PROGRAM JPS KEMENAKER

              Masyarakat  berharap  tidak  ada  lagi  pejabat  yang  mengkorupsi  dana  bantuan  program
              penanggulangan  bagi  masyarakat  terdampak  Covid-19.  Untuk  itu,  Komisi  Pemberantasan
              Korupsi  (KPK)  diminta  turun  tangan  memantau  program  Jaring  Pengaman  Sosial  (JPS)  di
              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

              Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan, bantuan
              JPS merupakan kewajiban bagi pemerintah kepada masyarakat yang terdampak Covid-19, sebab
              kondisi ekonomi dalam keadaan kesulitan akibat pandemi Covid-19.

              Ia  menegaskan,  tidak  sedikit  di  antara  mereka  yang  belum  mendapatkan  bantuan  dari
              pemerintah. Selain faktor karena data yang tidak akurat dalam pendistribusian bantuan tersebut,
              juga karena ketidaksiapan pemerintah dalam penanganan masalah tersebut.

              Uchok bilang, JPS itu berpotensi diselewengkan karena lemahnya pengawasan dari pemerintah.
              Ia  mencontohkan,  Program  Tenaga  Kerja  Mandiri  (TKM)  dan  padat  karya  yang  diluncurkan
              Menaker Ida Fauziyah yang diklaim merupakan langkah strategis penanganan Covid-19.

              Program JPS Kemnaker terdiri dari Program TKM untuk penciptaan wirausaha dan padat karya,
              yang  dapat  menjadi  pilihan  bagi  masyarakat  agar  terhindar  atau  mengurangi  dampak  dari
              pandemi.

              "TKM ini program untuk masyarakat yang punya usaha kecil. Sedangkan program padat karya
              untuk pengangguran atau setengah pengangguran, tapi yang lebih siap yang sudah punya usah
              kecil," ujarnya di Jakarta, Rabu (30/12/2020).

              Sayangnya,  Uchok  mengatakan,  program  TKM  sangat  rawan  diselewengkan  lantaran,  syarat
              yang dianggap mudah diselewengkan. Persyaratan ringan seperti cukup membentuk kelompok,
              ada surat pernyataan dari desa bahwa kelompok itu benar-benar ada di desanya, dan jenis usaha
              tergantung kelompok dan kearifan lokal.

              "Persyaratan  ini  rawan  adanya  kebocoran  anggaran  karena  dengan  persyarayan  ini,  terlihat
              Kemnaker itu tidak punya data. Misalnya di desa, siapa saja yang sudah kerja, berapa angka
              pengangguran, atau setengah pengangguran di desa," jelasnya.

              Belum cukup sampai disitu, Uchok juga menjabarkan kekurangan program TKM dan padat karya.
              Menurutnya, minimnya data tentang kondisi di desa merupakan bukti Kemnaker tidak memiliki
              sumberdaya manusia yang siap menjalankan program TKM.

              "Program Padat Karya dan TKM ini banyak potensi gagalnya. Data pengangguran yang akurat
              itu belum dimiliki Kemnaker. Untuk sementara, yang mendapatkan bantuan program ini mungkin
              bisa  keluar  dari  masalah  ekonomi.  Tapi,  bagaimana  mereka  yang  harusnya  mendapatkan
              bantuan, tapi belum tersentuh dengan bantuan, Kemnaker mau kasih bantuan program apa,"
              tegasnya.

              Untuk menghindari penyelewengan dana bantuan Covid-19 itu, Uchok berharap aparat penegak
              hukum KPK bisa ikut memantau program JPS di Kemnaker tersebut. "Karena itu, meminta kepada
              KPK untuk mengawasi program ini. Kalau datanya tidak akurat, maka sangat berpotensi terjadi
              kebocoran anggaran," jelasnya.

              Sampai periode per 2 Oktober 2020, Kemnaker telah menyalurkan bantuan kepada Program TKM
              kepada 1.985 kelompok wirausaha, dengan melibatkan 39.700 orang dan 1.091 kelompok Padat
              Karya  dengan  melibatkan  21.820  orang.  Penerima  bantuan  tersebut,  nantinya  mendapatkan
              pembekalan pelatihan berkelanjutan, dan didampingi langsung dari Kemnaker.


                                                           134
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140