Page 45 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2021
P. 45

"Saya sangat berharap Bapak Presiden Jokowi menaruh perhatian serius dan khusus kepada
              calon pekerja migran dan keluarganya menjadi prioritas utama mendapatkan vaksin COVID-19
              sebagai bagian dari pemulihan ekonomi nasional (PEN)," ujar Ketua Himsataki Tegap Harjadmo,
              Minggu.

              Dia berharap Menteri Ketenagakerjaan dan Kepala BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran
              Indonesia) segera membuat petunjuk teknis yang jelas dan terukur bagi pekerja migran dan
              pengusahanya  sebagai  turunan  dari  Kepmenaker  No.294  Tahun  2020  tentang  Pelaksanaan
              Penempatan Pekerja Migran Indonesia Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru.

              Hal  itu  juga  merujuk  pada  Keputusan  Dirjen  Pencegahan  dan  Pengendalian  Penyakit  Nomor
              HK.02.02/4/1/2021  Tentang  Petunjuk  Teknis  Pelaksanaan  Vaksinasi  dalam  Rangka
              Penanggulangan Pademi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

              Usulan Himsataki itu sesuai petunjuk teknis tentang pelayanan penempatan pekerja migran pada
              masa  adaptasi  kebiasaan  baru  dengan  memperhatikan  pelaksanaan  UU  No.18  Tahun  2017
              tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia berserta turunannya.

              Tegap juga mengungkapkan bahwa terdapat 88.973 calon pekerja migran yang tertunda proses
              penempatannya akibat kebijakan penghentian yang sebagian besar adalah calon pekerja untuk
              10  jabatan  yang  akan dibebaskan  biaya  penempatannya,  dan  lebih  kurang  50  persen  untuk
              negara penempatan Taiwan dan Hong Kong.

              Setelah 15 Januari 2021, calon pekerja migran yang sudah memiliki tanda pengenal (ID PMI)
              untuk 10 jabatan, wajib dibebaskan biaya penempatan.

              Penempatan pekerja pada masa adaptasi kebiasaan baru adalah kepatuhan untuk menjalankan
              protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian pandemi, baik di dalam negeri
              maupun saat penempatan ke negara tujuan disertai kewajiban melaksanakan test PCR maksimal
              72 jam sebelum keberangkatan.
              Calon pekerja migran yang akan ditempatkan pada masa adaptasi kebiasaan baru tidak akan
              dibebankan biaya akibat penerapan kebijakan protokol kesehatan dalam proses penempatan.

              Karena  itu  perlu  koordinasi  dengan  negara  tujuan  penempatan  terkait  penerapan  protokol
              kesehatan pada saat kedatangan pekerja migran serta pengaturan jumlah pekerja asing.

              "Kami  berharap  melalui  usulan  tersebut  dapat  menjadi  referensi  yang  konstruktif  agar
              implementasi  kebijakan  pemerintah  dapat  berjalan  secara  efektif  dan  tidak  menimbulkan
              permasalahan tambahan," ujar Tegap.

              .





















                                                           44
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50