Page 50 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2021
P. 50

KOMPETITIF MENGHADAPI ROBOT

              Penggunaan  teknologi  mulai  dari  kecerdasan  buatan  hingga  robotik  akan  mengisi  revolusi
              industri 4.0. Para pekerja pun harus bersiap menghadapi hal tersebut. Sebab jika tidak, mereka
              bisa terpinggirkan di tengah kompetisi ini.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah pernah mengingatkan era revolusi industri 4.0 ditandai
              dengan peningkatan pemakaian teknologi digital di banyak jenis usaha. Dia menyebut industri
              padat  karya  akan  digantikan  dengan  mesin,  proses  otomatisasi  juga  bakal  masif
              diimplementasikan.

              Sebelum  Ida,  banyak  studi  dan  lembaga  riset mengemukakan  hal  tersebut.  World  Economic
              Forum dalam laporannya bertajuk The Future ofJobs 2020 memperkirakan sebanyak 85 juta
              pekerjaan bakal manusia akan digantikan oleh mesin, diiringi dengan 95 juta pekerjaan baru
              yang adaptif akan muncul.

              Laporan lain dari Mckinsey & Company memperkirakan sebanyak 23 juta pekerjaan di Indonesia
              akan hilang pada 2030 seiring dengan terjadinya otomatisasi.

              Namun, ada potensi 10 juta pekerjaan baru dan total 36 juta pekerjaan karena perkembangan
              ekonomi pada tahun yang sama.

              Proyeksi tersebut juga diamini oleh Technical Officer, Skill Development Programme International
              Labour Organization (ILO) Jakarta Tauvik Muharpad. Menurutnya digitalisasi dan revolusi industri
              4.0 memiliki dua sisi, ancaman yang perlu diantisipasi dan peluang yang perlu dimaksimalkan.

              Tauvik menuturkan ancaman yang paling nyata adalah hilangnya pekerjaan yang memanfaatkan
              teknologi  digital.  Hal  tersebut  mungkin  menyebabkan  pengangguran  baru  termasuk  pada
              kelompok generasi muda.
              Di sisi lain, penggunaan teknologi digital, termasuk kecerdasan buatan dan robotisasi memberi
              peluang bagi penciptaan pekerjaan-pekerjaan baru berbasis digital. Pekerjaan ini menyarankan
              keahlian dan kualifikasi tertentu terkait keterampilan digital.

              "Industri ditantang dapat menyesuaikan dan menjawab kebutuhan pasar terkait keterampilan
              digital dan skill yang relevan. Ini sesuai dengan rekomendasi ILO yang mendorong peningkatan
              kapasitas sumber daya manusia dan pembelajaran seumur hidup untuk memberikan akses bagi
              pekerjaan yang layak," ujarnya.
              Dari  sisi  pekerja,  lanjut  Tauvik,  guna  menjawab  risiko  kehilangan  dan  implikasi  digitalisasi
              industri, pekerja melalui Serikat Pekerja dapat menyuarakan kepentingannya untuk mendorong
              perusahaan melakukan skilling, reskilling, dan upskilling.

              Termasuk  di dalamnya adalah  pelatihan  berbasis  pekerjaan  yang dibutuhkan,  baik  hard  skill
              terkait  keterampilan  digital  tertentu  maupun  soft  skill  seperti  kerja  sama  tim,  kemampuan
              memecahkan masalah, dan keterampilan komunikasi.

              Senada, Chief Executive Education Officer di University of Michigan Ross School of Business,
              Melanie Weaver Barnett, menuturkan bahwa kombinasi antara hard skill dan soft skill penting
              dimiliki pada masa mendatang.

              Menurut  studi  yang  dilakukan  oleh  lembaga  itu,  60%  responden  mengatakan  kreativitas
              merupakan keterampilan paling penting bagi pemimpin usaha. Skill lainnya adalah kecerdasan
              digital (53%), fleksibilitas (53%) perencanaan jangka panjang (51%), dan optimisme (50%).





                                                           49
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55