Page 112 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 DESEMBER 2020
P. 112

DELAPAN TKW KORBAN KEJAHATAN DI MALAYSIA TIBA DI PLBN ENTIKONG

              Sebanyak delapan tenaga kerja wanita (TKW) atau pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjadi
              korban  kejahatan  agen  penyalur  pekerja  di  Malaysia  sudah  tiba  di  Pos  Lintas  Batas  Negara
              (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

              Di antara pekerja yang tiba di PLBN Entikong dari Malaysia ada Maria Sipa, perempuan asal Alor,
              Nusa Tenggara Timur (NTT). "Saya sangat bahagia sudah diselamatkan dan dapat kembali ke
              Indonesia," kata dia saat ditemui di PLBN Entikong, Minggu (13/12/2020).

              Dia terima kasih kami kepada KJRI Kuching dan Polisi Malaysia serta pihak terkait lainnya yang
              telah menolong.

              Maria Sipa dan tujuh pekerja asal Indonesia yang lain merasa ditipu oleh agen penyalur pekerja
              di Malaysia karena tidak mendapat gaji sebagaimana yang dijanjikan. Mereka dipaksa bekerja
              dalam keadaan sakit, dan diperlakukan dengan buruk oleh agen penyalur kerja di Sarawak.

              "Saya sudah 2 tahun 7 bulan bekerja di Miri, Sarawak, Malaysia. Awalnya kami disuruh kerja di
              rumah majikan masing-masing seperti biasa, tapi lama-kelamaan, meskipun dalam sakit tetal
              dipaksa terus bekerja. Kalau tidak mau bekerja sehari saja gaji dipotong RM100 hingga RM200
              serta mendapat perlakuan kasar," katanya.

              Para PMI ini ada yang bekerja sebagai cleaning service (petugas kebersihan) di hotel, kantor,
              dan di rumah para majikan. "Kami sewaktu di Indonesia dijanjikan gaji sebesar RM1.000 atau
              sekitar Rp3 juta lebih, namun setelah bekerja di Malaysia hanya mendapat gaji RM800 itu tidak
              tentu," kata dia.

              Dia menuturkan bahwa saat di tempat penampungan hanya diberi beras.

              Maria Sipa bekerja di Malaysia tidak melalui prosedur resmi. Dia diajak oleh kawannya, yang
              mengatakan bahwa legalitas dan kontrak kerjanya akan diurus setiba di Malaysia.

              Namun  setibanya di Malaysia,  janjinya  tidak  terwujud.  "Hanya  dengan  lisan  saja bahwa  kita
              dikontrak kerja selama dua tahun, tetapi setelah dua tahun sewaktu saya mau ambil gaji dan
              minta pulang, tidak dihiraukan oleh agen, malah dipaksa kerja terus," katanya.

              Selain itu, agen penyalur pekerja membatasi akses keluar bagi Maria Sipa dan kawan-kawannya
              serta menyita telepon genggam dan uang mereka.

              Sumber:ANTARA.
























                                                           111
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117