Page 110 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 DESEMBER 2020
P. 110

DELAPAN PMI KORBAN KEJAHATAN DI MALAYSIA SUDAH TIBA DI PLBN ENTIKONG

              - Delapan perempuan pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban kejahatan agen
              penyalur pekerja di Malaysia sudah tiba di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten
              Sanggau, Kalimantan Barat.

              Di antara pekerja yang tiba di PLBN Entikong dari Malaysia ada Maria Sipa, perempuan asal Alor,
              Nusa Tenggara Timur.

              "Saya dan pastinya kami berdelapan orang ini tentu merasa sangat bahagia hingga tiada terkira
              sudah  diselamatkan  dan  dapat  kembali  ke  Indonesia,"  kata  saat  ditemui  di  PLBN  Entikong,
              Minggu.

              "Saking senangnya saya tidak dapat mengungkapkan apa-apa. Hanya kata terima kasih kami
              kepada KJRI Kuching dan Polisi Malaysia serta pihak terkait lainnya yang telah menolong kami,"
              katanya sambil menahan isak tangis.

              Maria Sipa dan tujuh pekerja asal Indonesia yang lain merasa ditipu oleh agen penyalur pekerja
              di Malaysia karena tidak mendapat gaji sebagaimana yang dijanjikan, dipaksa bekerja dalam
              keadaan sakit, dan diperlakukan dengan buruk oleh agen penyalur kerja di Sarawak.

              "Saya sudah dua tahun tujuh bulan bekerja di Miri, Sarawak, Malaysia. Awalnya kami disuruh
              kerja di rumah majikan masing-masing seperti biasa, tapi lama-kelamaan, meskipun dalam sakit
              tetal dipaksa terus bekerja. Kalau tidak mau bekerja sehari saja gaji dipotong RM100 hingga
              RM200 serta mendapat perlakuan kasar," katanya.

              "Kami di sana ada yang bekerja sebagai cleaning service (petugas kebersihan) di hotel, kantor,
              dan di rumah para majikan. Kami sewaktu di Indonesia dijanjikan gaji sebesar RM1.000 atau
              sekitar Rp3 juta lebih, namun setelah bekerja di Malaysia hanya mendapat gaji RM800 itu pun
              tidak tentu," ia menambahkan.

              Dia menuturkan bahwa saat di tempat penampungan dia dan kawan-kawannya hanya diberi
              beras.

              Maria  Sipa  bekerja  di  Malaysia  tidak  melalui  prosedur  resmi.  Dia  diajak  ke  Malaysia  oleh
              kawannya,  yang  mengatakan  bahwa  legalitas  dan  kontrak  kerjanya  akan  diurus  setiba  di
              Malaysia.

              Namun setelah tiba di Malaysia, yang dijanjikan kepadanya tidak terwujud. "Hanya dengan lisan
              saja bahwa kita dikontrak kerja selama dua tahun, tetapi setelah dua tahun sewaktu saya mau
              ambil gaji dan minta pulang, tidak dihiraukan sama sekali oleh agen, malah dipaksa kerja terus,"
              katanya.

              Selain itu, agen penyalur pekerja membatasi akses keluar bagi Maria Sipa dan kawan-kawannya
              serta menyita telepon genggam dan uang mereka.

              "Beruntung Tuhan masih memberi kami pertolongan, dan walau dalam segala kesulitan kami
              bisa kembali ke Indonesia, untuk bisa berkumpul dengan keluarga," katanya.












                                                           109
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115