Page 376 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 AGUSTUS 2020
P. 376
kerap berutang dari tempatnya. Setidaknya, ia mencatat bahwa mereka sudah berutang selama
satu tahun atau sejak 2019 lalu.
"Awalnya tidak curiga, biasa saja. Tapi saya kagetnya pas tahu utang mereka ini sampai Rp 17
juta. Itu ngutangnya setahun. Sempat kesal juga dan jadinya saya nanya-nanya juga ke mereka
kenapa bisa gitu. Tahunya ternyata mereka ini tidak digaji sama bosnya. Ada gajinya yang
sampai ratusan juta tapi belum dibayar. Saya jadinya kasihan," jelasnya, Kamis (20/8).
Yulia sendiri mengaku bahwa dirinya mengenal sosok bos para ABK yang berinisial SH. Ia pun
kemudian mendatangi SH ke kantor yang tidak begitu jauh dari warungnya itu dan menagih
utang para ABK. Si bos, diungkapkan Yulia, awalnya sempat tidak mau bertanggungjawab atas
utang para ABK itu.
"Tapi saya bilang saja, katanya uang gaji anak-anak belum bapak bayar. Jadinya dia malu
kemudian bayar utang anak-anak ke saya. Sisanya Rp 6 juta belum dibayar lagi," ungkapnya.
Meski menyisakan utang Rp 6 juta, Yulia mengaku kasihan kepada para ABK sehingga ia
mengikhlaskan hal tersebut. Bahkan, Yulia pun mengaku sesekali mempersilakan para ABK agar
makan di rumahnya. Hal itu ia lakukan karena ia sangat paham dengan kondisi para ABK yang
kelaparan dan tidak memiliki uang lantaran gajinya belum dibayar oleh bosnya.
"Saya mah kasihan. Mereka bukan orang sini. Jadi ya saya niatkan ibadah saja, saya tolong
semampu saya bisa bantu," ucapnya.
Sisa utang para ABK sendiri, disebut Yulia, akhirnya dilunasi oleh Badan Perlindungan Pegawai
Migrasi Indonesia (BP2MI). Kini, para ABK sudah tidak ada di rumah mewah dekat warung Yulia
karena dibawa ke kantor UPT BP2MI di Bandung dan pulang ke rumahnya masing-masing.
Sebelum berangkat, Yulia menyebut bahwa para ABK sempat berpamitan kepadanya. Ia pun
sempat tidak kuasa menahan air mata.
"Saya sedih. Mereka sudah saya anggap anak sendiri. Apalagi mereka ada yang sudah satu
tahunan tinggal di sini karena menuntut haknya," tutupnya.
Sebelumnya, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Rabu (19/8) malam
menggerebek sebuah rumah mewah di kawasan Cipanas, Kecamatan Tarogong Kaler,
Kabupaten Garut, Jawa Barat. Di lokasi, petugas BP2MI mendapati 15 orang Anak Buah Kapal
(ABK) terlantar karena meminta hak dari tempat mereka bekerja. Kepala BP2MI, Benny
Rhamdani mengatakan, bahwa awalnya pihak BP2MI menerima laporan belasan ABK
ditelantarkan majikan. Mendapat laporan tersebut, pihak BP2MI langsung melakukan
penggerebekan.
"Kita datangi langsung, kita gerebek tempatnya, dan ternyata benar ada 15 ABK yang terlantar
di sini," kata Benny, Kamis (20/8). [rhm].
375