Page 206 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2021
P. 206
PEMERINTAH DIMINTA TAK PERPANJANG PPKM DARURAT JIKA TIDAK BISA
PENUHI KEBUTUHAN PANGAN MASYARAKAT
JAKARTA, - Asosisasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia meminta pemerintah tak perpanjang
pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat jika tak bisa memenuhi
kebutuhan pangan rakyat.
Sebab menurut Presiden Aspek Indonesia, Mirah Sumirat, PPKM darurat yang berjalan sejak 3
Juli lalu telah berdampak pada turunnya perekonomian rakyat secara drastis.
Hal itu berdampak juga pada keputusan perusahaan untuk melakukan Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) serta meliburkan karyawannya tanpa melakukan pembayaran.
"Banyak perusahaan kesulitan dalam berusaha, yang berakibat terjadinya tsunami PHK massal.
Kalau pun perusahaan tidak melakukan PHK, banyak perusahaan yang merumahkan pekerjanya
dan tidak membayar upah sesuai yang seharusnya," jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin
(19/7/2021).
"Pada akhirnya karena tidak memiliki penghasilan, maka masyarakat akan mengalami
kemiskinan dan kelaparan," sambung dia.
Kondisi ini, lanjut Mirah, membuat pemerintah harus memberi bantuan pangan pada masyarakat
jika akhirnya memutuskan untuk memperpanjang PPKM darurat.
"Pemerintah harus benar-benar mempersiapkan dan menyalurkan bantuan pangan jika ingin
memperpanjang PPKM darurat," terang dia.
Selain itu Aspek juga menyoroti kinerja petugas PPKM darurat yang kerap kali bersikap arogan
dalam menegakkan aturan.
Mirah menuturkan, mestinya petugas PPKM darurat fokus agar tidak terjadi kerumunan bukan
mengintimidasi pedagang.
"Di lapangan banyak terjadi sikap arogan petugas kepada rakyat dan pedagang kecil. Seharusnya
yang diantisipasi oleh petugas adalah mengatur agar tidak terjadi kerumunan, bukan malah
menutup atau mengintimidasi pedagang yang sedang mencari rezeki," imbuhnya.
Diketahui pada Sabtu (17/7/2021) Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko
Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan keputusan perpanjangan PPKM darurat akan
disampaikan dalam dua hingga tiga hari ke depan.
"Ini betul-betul hal yang sangat sensitif. Harus diputuskan dengan sebuah pemikiran yang jernih.
Jangan sampai keliru (memutuskan)," tegasnya.
205

