Page 220 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 MEI 2021
P. 220

Maka  tak  mengherankan  kemudian  ketika  pemerintah  menyarankan  agar  masyarakat
              membelanjakan alokasi THR yang ada, terutama belanja untuk komoditas produksi dalam negeri.
              Harapannya  tentunya  untuk  memberikan  multiplier  effect,  terutama  tumbuhnya  UKM  di
              Indonesia, karena UKM menopang lebih dari 60 persen PDB.

              "Naiknya daya beli masyarakat di momentum lebaran, bisa menjadi salah satu pendongkrak dan
              penopang  harapan  pertumbuhan  ekonomi  kuartal  kedua  sesuai  harapan,"  kata  Ajib  kepada
              merdeka.com, Kamis (13/5/2021).

              Dia menambahkan, kuartal II 2021 menjadi tolok ukur pencapaian target pertumbuhan ekonomi
              secara agregat tahun 2021, sebesar 4,5 persen - 5,5 persen. Lebaran atau Idul Fitri ini juga
              menjadi  bagian  momentum  yang  harus  terkelola  dengan  baik.  Sebab  Idul  Fitri  dalam  geliat
              ekonominya, menjadi momentum untuk keluar dari resesi.

              "Pemerintah harus menjaga ritme daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi
              yang sehat, sambil secara paralel menekan potensi inflasi. Karena ketika terjadi inflasi (misalnya
              terjadi karena kebijakan pajak yang tidak tepat), maka akan secara langsung mengurangi tingkat
              kesejahteraan masyarakat.

              Sebelumnya,  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker),  Ida  Fauziyah,  mengatakan  pada  pekan
              pertama  setelah  Idulfitri  akan  ada  rapat  koordinasi  untuk  mengevaluasi  2.897  laporan  yang
              masuk  di  Posko  THR  Kemnaker.  Rapat  ini  akan  dihadiri  oleh  seluruh  Kepala  Dinas
              Ketenagakerjaan Provinsi/Kabupaten/Kota dan tim posko THR .

              "Evaluasi  mengenai  perkembangan  lebih  lanjut  penanganan  pengaduan  oleh  daerah,  dan
              merumuskan  rencana  tindak  lanjut  dan  rekomendasi  pengenaan  sanksi,"  kata  Ida  dalam
              konferensi pers pada Rabu (12/5/2021).

              Berdasarkan  laporan  Posko  THR  Keagamaan  2021  Kemnaker  sejak  20  April  hingga  12  Mei,
              tercatat ada 2.897 laporan. Jumlah ini terdiri dari 692 konsultasi dan 2.205 pengaduan THR .
              Dari data tersebut telah dilakukan verifikasi dan validasi dengan melihat aspek kelengkapan data,
              duplikasi aduan dan repetisi yang melakukan pengaduan, maka diperoleh data aduan sejumlah
              977.

              Topik konsultasi yang dilaporkan masyarakat ke Posko THR 2021 menyangkut lima isu yaitu THR
              bagi pekerja yang mengundurkan diri, THR bagi pekerja yang selesai kontrak kerjanya, THR bagi
              pekerja yang dirumahkan, perhitungan THR Bagi Pekerja yang upahnya disesuaikan pada masa
              pandemi, dan THR bagi pekerja yang berstatus hubungan kemitraan (ojek dan taksi online).

              Sementara isu yang terkait dengan pengaduan adalah THR dibayar dicicil oleh perusahaan, THR
              dibayarkan 50 persen (20- 50 persen), THR dibayar tidak penuh karena ada pemotongan gaji,
              THR tidak dibayarkan 1 bulan gaji, dan THR tidak dibayar karena Covid-19.

              "Atas berbagai aduan tersebut, pemerintah melalui Kemnaker telah mengambil langkah-langkah
              memverifikasi dan memvalidasi data dan informasi, berkoordinasi dengan Disnaker daerah dan
              instansi  terkait,  menurunkan  tim  pengawas  ketenagakerjaan,  dan  merumuskan  rekomendasi
              sanksi terhadap ketidakpatuhan," ungkap Ida.











                                                           219
   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225