Page 172 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 JULI 2021
P. 172

KARTU PRAKERJA JADI CARA DONGKRAK KUALITAS PEKERJA MIGRAN INDONESIA
              JADI BERNILAI TINGGI
              Adanya Pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya pembatasan penempatan Pekerja Migran
              Indonesia (PMI) di beberapa negara pada 2020. Hal tersebut berdampak pada penurunan jumlah
              penempatan PMI pada tahun lalu sebesar 59 persen, dan penurunan remitansi sebesar 17,5
              persen dibanding 2019.

              Menindaki situasi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto coba
              mendengar masukan dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

              Salah satunya membahas terkait perlunya penguatan kebijakan pelindungan PMI dan keluarga,
              terutama dalam hal penanganan keberangkatan dan kepulangan migran Indonesia pada masa
              pandemi.

              "  Concern  kita  adalah  pada  keberangkatan  dan  pulangnya  pekerja  migran.  Hal  ini  harus
              termonitor dan kita juga harus bisa memprediksi, sehingga kesiapan daerah dapat ditingkatkan,"
              seru Airlangga dalam keterangan tertulis, Jumat (25/6/2021).

              Airlangga  memandang,  harus  ada  roadmap  untuk  membantu  meningkatkan  keterampilan
              masyarakat di daerah yang menjadi kantong Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) dengan
              pelatihan agar dapat meningkatkan peluang sektor bekerja di luar negeri.

              Menurut data BP2MI, terdapat hampir sebanyak 120 ribu pekerja migran Indonesia yang telah
              memanfaatkan program Kartu Prakerja pada 2020 silam.

              "Dengan upskilling melalui Prakerja, CPMI akan lebih berkualitas dan memiliki nilai lebih tinggi,"
              ujar Airlangga.

              Selain memberikan program pelatihan untuk CPMI, BP2MI dan Manajemen Pelaksana Program
              Kartu Prakerja juga telah melakukan diskusi terkait fasilitasi pemberian pelatihan kepada Purna
              Pekerja Migran Indonesia. BP2MI rencananya akan membuka 92 titik layanan pendampingan
              bagi Purna PMI di seluruh Indonesia.

              Layanan pendampingan ini diharapkan dapat mendorong Purna PMI untuk mengakses program
              Kartu Prakerja, sehingga purna Pekerja Migran Indonesia dapat memperoleh pelatihan dalam
              rangka skilling, reskilling, maupun upskilling. Sehingga akan membantu mereka untuk mendapat
              pekerjaan  baru  di  Indonesia,  menjaga  produktivitas  agar  tidak  jatuh  menjadi  pengangguran
              pasca kepulangan.

              Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, program Kartu Prakerja saat ini
              telah menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Termasuk, bagi calon dan mantan Pekerja Migran
              Indonesia (PMI).
              "Program  ini  memberi  peluang  kerja  bagi  calon  dan  mantan  (ex)  PMI,"  kata  Kepala  Staf
              Kepresidenan Moeldoko saat menghadiri rapat program Kartu Prakerja di Jakarta, dikutip dari
              siaran pers, Kamis (24/6/2021).

              Dia  menyampaikan,  berdasarkan  hasil  evaluasi  III  Kementerian  Koordinator  Bidang
              Perekonomian  periode  15  November-15  Desember  2020,  tercatat  jumlah  penerima  Kartu
              Prakerja mencapai 3,38 juta. Dari jumlah itu, 337.154 atau 6,12 persen merupakan calon PMI.

              "Pada data yang sama, sebanyak 120.648 atau 2,19 persen dari total penerima Kartu Prakerja
              adalah mantan PMI," ujar Moeldoko.

              Menurut dia, catatan tersebut tidak lepas dari kolaborasi pengelola Kartu Prakerja dengan Badan
              Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Pendampingan untuk ex-PMI juga dilakukan
                                                           171
   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177