Page 85 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 DESEMBER 2021
P. 85

UNI EMIRAT ARAB LAGI BUTUH TENAGA MEDIS NIH, SIAPA MINAT?

              Pemerintah Persatuan Emirat Arab (UEA) menawarkan kerja sama penempatan tenaga kerja
              profesional  dan  pemagangan  kepada  Pemerintah  Indonesia.  Tenaga  kerja  yang  banyak
              dibutuhkan yakni perawat, paramedis, dan asisten kesehatan dengan standar kualifikasi yang
              telah ditetapkan negara UEA.

              Tawaran  atau  peluang  kerja  tersebut  disampaikan  oleh  CEO  National  Ambulance,  Ahmed
              Alhajeri. Perusahaan yang dipimpinya bergerak di penyediaan jasa ambulans yang berada di
              bawah Kementerian Dalam Negeri UEA.

              Informasi  peluang  pekerjaan  tersebut  disampaikan  kepada  Direktur  Bina  Penyelenggaraan
              Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Kemnaker, Muhammad Ali Hapsah di Dubai, Selasa (22/12)
              yang lalu.

              "Mereka  (UEA)  perlu  banyak  tenaga  kerja  perawat  dan  paramedis.  Ini  bisa  dikerjasamakan
              nantinya, baik skema penempatan maupun pemagangan, " ujar Ali Hapsah dalam keterangan
              tertulis, Kamis (23/12/2021).

              Ali menjelaskan, untuk menangkap peluang kerja dari UEA tersebut, pihaknya memiliki dua opsi.
              Pertama,  untuk  meningkatkan  standar  tenaga  kerja  yang  dibutuhkan  UEA,  pihaknya
              menawarkan  kerja  sama  peningkatan  kompetensi  para  calon  tenaga  kerja  agar  mampu
              memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan sebelum penempatan.

              "Keterampilan yang perlu ditingkatkan adalah selain  kemampuan dasar Bahasa Inggris, juga
              kemampuan  teknis.  Setelah  sesuai  kriteria  yang  diinginkan,  Calon  Pekerja  Migran  Indonesia
              (CPMI) tersebut baru di bawa ke sini, " kata Ali.

              Opsi  kedua  lanjut  Ali,  yakni  merekrut  tenaga  kerja  yang  secara  persyaratan  dasar  sudah
              terpenuhi, tetapi belum sampai pada level yang diharapkan di negara UEA. Para tenaga kerja itu
              dibawa ke UEA sebagai peserta magang hingga kompetensinya mencapai level yang dibutuhkan.

              "Ketika sudah mencapai level yang diinginkan, barulah dikonversi menjadi pekerja permanen.
              Tadi  kami  sudah  sepakat,  dan  meminta  Ambassador  untuk  membicarakan  dengan  Menteri
              Kesehatan di UEA untuk merealisasikan rencana kerja sama tersebut," ujarnya.

              Ali mengatakan langkah selanjutnya tinggal Dubes Indonesia di UEA untuk mengkomunikasikan
              rencana kerja sama ini kepada pihak terkait di UEA agar segera mungkin ditindaklanjuti melalui
              skema pemagangan atau penempatan tenaga kerja.

              "Prinsipnya ini menjadi bagian yang perlu dibicarakan lebih lanjut di Indonesia karena baik skema
              magang maupun penempatan, keduanya menggunakan visa kerja. UEA tidak kenal visa training.
              Nah, kita perlu arahan pimpinan di Kemnaker terkait hal ini, magang dengan menggunakan visa
              kerja," ujar Ali.

















                                                           84
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90