Page 189 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 NOVEMBER 2020
P. 189
NGERI, INI DAMPAKNYA JIKA UU CIPTA KERJA TAK DISAHKAN
Pemerintah Jokowi-Maruf memandang kehadiran Undang-Undang Cipta Kerja bakal menjadi
keuntungan besar bagi Indonesia. Sebab, selain meningkatkan jumlah angkatan kerja, UU
tersebut juga akan mendorong Indonesia ke luar dari negara berpenghasilan menengah.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi mengatakan, jika UU Nomor
11 Tahun 2020 itu tidak disahkan mau tidak mau yang akan terjadi lapangan kerja akan pindah
ke negara lain. Karena tingkat produktivitas Indonesia masih sangat rendah.
"Daya saing pencari kerja relatif rendah dibanding negara lain. Ini fakta pekerja-pekerja migran
kita masih menempati berbagai yang namanya segmen pekerjaan yang tidak membutuhkan skill
tinggi," kata dia, dalam acara Forum Pembinaan Alumni Pelatihan Kepemimpinan Nasional, Senin
(23/11).
Dia menyadari ketika skill tertentu dibutuhkan oleh negara lain, Kemnaker agak kesulitan dalam
menyuplai tenaga kerja terampil. Khususnya tenaga kerja terampil seperti perawat, yang saat
ini dibutuhkan untuk negara Jepang.
"Kebutuhan untuk negara jepang sangat tinggi namun demikian kita tidak bisa memenuhi," kata
dia.
Di samping itu, dampak lain jika UU Cipta Kerja tidak disahkan maka akan terjadi peningkatan
jumlah orang yang belum bekerja. Sebab, kata dia, yang namanya angkatan kerja itu ada, jika
semuanya terserap di dalam pekerja.
"Ketika pekerjaan ada tentunya ini harus ada orang yang berinvestasi. Ketika investasi sulit maka
orang tidak ada yang mau berinvestasi," katanya.
Dia menambahkan, jika orang lain sulit untuk berinvestasi ke Indonesia maka dengan kata lain
tidak ada perubahan signifikan terjadi di Tanah Air. Sehingga jebakan Indonesia sebagai negara
berpenghasilan menengah akan semakin lama.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Anwar Sanusi menjelaskan
pentingnya pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja). Salah satunya adalah
untuk memanfaatkan bonus demografi yang sedang dimiliki Indonesia.
Peranan UU Cipta Kerja dianggap penting untuk dapat keluar dari jebakan negara berpenghasilan
menengah (middle income trap). Di mana, untuk keluar dari negara berpenghasilan menengah
dibutuhkan peningkatan investasi sebesar 6,6 persen sampai dengan 7 persen.
"Yang harus dilakukan untuk bisa keluar dari negara berpenghasilan menengah target investasi
6-7 persen dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sampai 6 persen," kata dia dalam acara
Forum Pembinaan Alumni Pelatihan Kepemimpinan Nasional, Senin (23/11/2020).
Dia mengatakan, secara hitung-hitungan ekonomi harus tumbuh 5,7 persen sampai dengan 6
persen, agar jebakan negara berpenghasilan menengah bisa terlewati. Namun itu semua tidak
mudah. Apalagi banyak negara-negara di dunia yang bisa mencapai negara berpenghasilan
menengah, namun sulit keluar untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi.
"Untuk keluar butuh waktu panjang, maka mau tidak mau ketika ekonomi tumbuh maka investasi
juga harus tumbuh," katanya.
Kehadiran UU Cipta Kerja sendiri diyakini mampu menarik masuk investasi sebesar-besarnya.
Masuknya investasi tersebut juga akan berbuah manis terhadap penciptaan lapangan kerja baru
bagi masyarakat Indonesia.
188