Page 295 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 NOVEMBER 2020
P. 295

KEMENAKER-POLRI TEKEN MOU PERKUAT SINERGISITAS LINDUNGI BURUH
              MIGRAN
              Undang-Undang No.18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI)
              diharapkan mampu membenahi persoalan yang selama ini dihadapi buruh migran Indonesia. UU
              PPMI menunjukkan Indonesia memiliki regulasi yang baik dalam penempatan dan pelindungan
              pekerja migran. Untuk mewujudkan harapan itu dibutuhkan sinergisitas dan kolaborasi seluruh
              pihak. Salah satu langkah yang dilakukan Kementerian Ketenagakerjaan yakni menjalin kerja
              sama melalui penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kepolisian Republik
              Indonesia.

              "Saya mengajak kita semua untuk semakin awareness terhadap pelindungan kepada pekerja
              migran, karena kita tidak bisa menunda, meniadakan bekerja ke luar negeri karena ini hak warga
              negara  yang  dilindungi  konstitusi.  Kewajiban  kita,  bagi  negara,  pemerintah,  memberikan
              pelindungan  kepada  pekerja  migran,"  kata  Menaker  Ida  usai  menandatangani  Nota
              Kesepahaman  antara  Kemnaker  dan  Polri  tentang  Kesinergisan  Pelaksana  Tugas  dan  Fungsi
              Ketenagakerjaan di Jakarta, Kamis (19/11/2020).
              Ida  mengatakan  Kemnaker  dan  Polri  berkomitmen  untuk  memperkuat  sinergi  kerja  dalam
              melindungi pekerja migran. Selain tugas dan fungsi, penguatan sinergisitas itu juga mencakup
              pertukaran  data/informasi  dan  pendampingan  dalam  penanganan  calon  pekerja  migran
              Indonesia (PMI) nonprosedural. Ida menegaskan sebagaimana mandat UU PPMI, pelindungan
              pekerja migran melibatkan berbagai elemen mulai dari pusat sampai daerah. "Pelindungan di UU
              18 itu dari hulu sampai hilir. Dari kampung halaman sampai kembali ke kampung halaman lagi.
              Begitu juga tugas dan fungsi stakeholder. Yang dibutuhkan sekarang sinergitas, koordinasi antar
              stakeholder termasuk sinergi dengan Kepolisian Republik Indonesia," kata Ida.

              (Ruang  lingkup  MoU  ini  antara  lain  pertukaran  data  dan/atau  informasi;  pencegahan,
              penanganan,  dan  penegakan  hukum;  bantuan  pengamanan;  peningkatan  kapasitas  dan
              pemanfaatan sumber daya manusia; pemanfaatan sarana dan prasarana; dan kegiatan lain yang
              disepakati.

              Selain  MoU,  kedua  lembaga  juga  menandatangani  perjanjian  kerja  bersama  (PKB)  tentang
              pertukaran data dan/atau informasi serta pendampingan dalam penanganan penempatan calon
              PMI yang tidak sesuai prosedur. PKB ini ditandatangani Dirjen Binapenta dan PKK dan Kepala
              Bareskrim Polri. PKB ini merupakan tindak lanjut dari salah satu ruang lingkup MoU, khususnya
              terkait penanganan penempatan PMI yang tidak sesuai prosedur. Masa berlaku PKB ini 5 tahun.
              Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono mengatakan pihaknya mengapresiasi MoU dan PKB
              ini. Dia juga mendukung penuh agar kesepakatan ini dapat berjalan dengan baik. Pihaknya siap
              membantu  menyiapkan  kompetensi  calon  pekerja  migran  dengan  dukungan  sarana  dan
              prasarana. “Untuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan, Polri siap membantu, ini hal-hal yang
              harus kita laksanakan. Untuk MoU ini harus disosialisasikan kepada seluruh institusi yang ada di
              kepolisian. Sehingga jejaring ini sampai daerah bisa diwujudkan,” tegas Wakapolri.

              Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Hariyanto Suwarno, menyambut baik dijalinnya
              MoU  ini.  Tapi,  dia  mengingatkan  MoU  seperti  ini  bukan  kali  pertama  dilakukan  Kemenaker.
              Sebelumnya sempat dibentuk juga satgas pencegahan migrasi nonprosedural yang melibatkan
              lintas kementerian dan Polri.

              Hariyanto  mengatakan  UU  PPMI  mengatur  penyelesaian  sengketa  dibagi  menjadi  dua  yakni
              perdata (ketenagakerjaan) dan pidana. Tanpa ada MoU antara Kemnaker dan Polri, masing-
              masing lembaga merupakan perangkat negara yang memiliki tugas dan fungsi melindungi PMI.
              “Masalah ketenagakerjaan yang dihadapi PMI itu diselesaikan Kemenaker, masalah pidana sudah
              pasti ditangani kepolisian,” katanya ketika dihubungi, Sabtu (21/11/2020).

                                                           294
   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300