Page 335 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 NOVEMBER 2020
P. 335

Keputusan  ini  tertuang  dalam  surat  Kepgub  Banten  Nomor  561/Kep.272-Huk/2020  tentang
              Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang ditandatangani Gubernur
              Banten Wahidin Halim pada 20 November 2020.



              BURUH TOLAK KENAIKAN UMK 2021 DI BANTEN SEBESAR 1,5 PERSEN

              Upah  Minimum  Kabupaten-Kota  atau  UMK  2021  di  Provinsi  Banten  telah  ditandatangani
              Gubernur Banten Wahidin Halim. Kenaikan yang tak begitu signifikan, hanya 1.5 persen, ternyata
              ditolak oleh buruh.

              Keputusan  ini  tertuang  dalam  surat  Kepgub  Banten  Nomor  561/Kep.272-Huk/2020  tentang
              Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang ditandatangani Gubernur
              Banten Wahidin Halim pada 20 November 2020.
              Adapun besaran UMK 2021 yang naik 1,5 persen tersebut paling besar dipegang Kota Cilegon
              sebesar Rp 4.309.772,64. Menyusul Kota Tangerang Rp 4.262.015,37, sementara untuk UMK
              Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang sama diangka Rp 4.230.792,65.

              Kabupaten  Serang  Rp  4.215.180,86,  Kota  Serang  Rp3.830.549,10,  Kabupaten  Paneglang  Rp
              2.800.292,64 dan terakhir Kabupaten Lebak Rp 2.751.313,81.

              Namun, keputusan yang sudah diketuk dan ditandatangani Gubernur Banten itu, ditentang oleh
              perwakilan buruh, terutama buruh di Tangerang.

              "Ya, besaran UMK tahun 2021 sudah diketuk. Tapi kami tidak terima dan kecewa," ujar Dedi
              Sudarajat, Presidium Aliansi Buruh Banten Bersatu (AB3) saat dihubungi, Senin (23/11/2020).

              Ketua DPD KSPSI Banten ini mengatakan para buruh di Banten tak terima dengan kenaikan UMK
              yang hanya 1,5 persen tersebut.

              "AB3 menolak karena terlalu jauh dari usulan dewan pengupahan Provinsi Banten unsur serikat
              pekerja sebesar 3.33 persen," jelasnya.


              Penolakan akan dilakukan para buruh yang tergabung dalam AB3 dengan menggelar aksi besar-
              besaran ke kantor Gubernur Banten untuk meminta revisi Kepgub tersebut.

              "Aksi  akan  dilaksanakan  pada  Selasa  24-November  2020,"  katanya.  (Pramita  Tristiawati)
              Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil telah menerbitkan Keputusan Gubernur Jawa Barat
              No. 561/Kep.774-Yanbangsos/2020. Keputusan ini tentang Upah Minimum Kabupaten dan Kota
              (UMK) di Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2021. Keputusan ini berlaku pada 1 Januari 2021.

              Kabupaten Karawang tetap memiliki upah tertinggi di Jabar sekaligus nasional dengan angka Rp
              4.798.312,00 yang pada tahun lalu Rp 4.594.324,54. Sementara Kota Banjar masih berada di
              angka terendah yakni Rp 1.831.884,83 atau sama seperti UMK 2020.

              Sekretaris  Daerah  (Sekda)  Provinsi  Jabar  Setiawan  Wangsaatmaja  menjelaskan,  akibat  dari
              pandemi COVID-19, 10 kabupaten dan kota di Jabar tidak menaikkan UMK sesuai Surat Edaran
              Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor/11/HK.04/X/2020  tentang  Penetapan  Upah  Minimum  Tahun
              2021 pada Masa Pandemi COVID-19.

              "Sisanya, ada 17 kabupaten dan kota yang memang ada kenaikan (UMK) dan itu pun didasarkan
              kepada  inflasi  dan Laju Pertumbuhan  Ekonomi  (LPE)  baik  secara  nasional,  provinsi,  maupun
              kabupaten/kota," ujar Setiawan dalam keterangan tertulis, Minggu (22/11/2020).




                                                           334
   330   331   332   333   334   335   336   337   338   339   340