Page 347 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 NOVEMBER 2020
P. 347

UMK 2021 BANTEN NAIK 1,5 PERSEN, CEK DAFTAR LENGKAPNYA DI SINI

              Pemerintah Provinsi Banten telah memutuskan besaran Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)
              2021 naik 1,5 persen.

              Keputusan  ini  tertuang  dalam  surat  Kepgub  Banten  Nomor  561/Kep.272-Huk/2020  tentang
              Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang ditandatangani Gubernur
              Banten Wahidin Halim pada 20 November 2020.

              Dengan  kenaikan  tersebut,  maka  UMK  2021  tertinggi  ada  di  Kota  Cilegon  sebesar  Rp
              4.309.772,64.  Menyusul  Kota  Tangerang  Rp  4.262.015,37,  sementara  untuk  UMK  Kota
              Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang sama diangka Rp 4.230.792,65.

              Kemudian,  Kabupaten  Serang  Rp  4.215.180,86,  Kota  Serang  Rp3.830.549,10,  Kabupaten
              Paneglang Rp 2.800.292,64 dan terakhir Kabupaten Lebak Rp 2.751.313,81.
              Namun,  sayangnya  keputusan  yang  sudah  diketuk  dan  ditandatangani  Gubernur  Banten  itu,
              ditentang oleh perwakilan buruh, terutama buruh di Tangerang.

              "Ya, besaran UMK tahun 2021 sudah diketuk. Tapi kami tidak terima dan kecewa," ujar Dedi
              Sudarajat, Presidium Aliansi Buruh Banten Bersatu (AB3) saat dihubungi, Senin (23/11/2020).

              Ketua DPD KSPSI Banten ini mengatakan para buruh di Banten tak terima dengan kenaikan UMK
              yang hanya 1,5 persen tersebut.

              "AB3 menolak karena terlalu jauh dari usulan dewan pengupahan Provinsi Banten unsur serikat
              pekerja sebesar 3.33 persen," jelasnya.

              Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil telah menerbitkan Keputusan Gubernur Jawa Barat
              No. 561/Kep.774-Yanbangsos/2020. Keputusan ini tentang Upah Minimum Kabupaten dan Kota
              (UMK) di Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2021. Keputusan ini berlaku pada 1 Januari 2021.

              Kabupaten Karawang tetap memiliki upah tertinggi di Jabar sekaligus nasional dengan angka Rp
              4.798.312,00 yang pada tahun lalu Rp 4.594.324,54. Sementara Kota Banjar masih berada di
              angka terendah yakni Rp 1.831.884,83 atau sama seperti UMK 2020.

              Sekretaris  Daerah  (Sekda)  Provinsi  Jabar  Setiawan  Wangsaatmaja  menjelaskan,  akibat  dari
              pandemi COVID-19, 10 kabupaten dan kota di Jabar tidak menaikkan UMK sesuai Surat Edaran
              Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor/11/HK.04/X/2020  tentang  Penetapan  Upah  Minimum  Tahun
              2021 pada Masa Pandemi COVID-19.

              "Sisanya, ada 17 kabupaten dan kota yang memang ada kenaikan (UMK) dan itu pun didasarkan
              kepada  inflasi  dan Laju Pertumbuhan  Ekonomi  (LPE)  baik  secara  nasional,  provinsi,  maupun
              kabupaten/kota," ujar Setiawan dalam keterangan tertulis, Minggu (22/11/2020).

              Setiawan  menambahkan,  penetapan  UMK  Jabar  Tahun  2021  memperhatikan  empat  hal.
              Pertama,  Surat  Edaran  (SE)  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Nomor/11/HK.04/X/2020
              tentang  Penetapan  Upah  Minimum  Tahun  2021  pada  Masa  Pandemi  COVID-19.  Kedua,
              rekomendasi bupati dn wali kota se-Jabar tentang penetapan UMK di Jabar tahun 2021.

              Ketiga, Berita Acara Dewan Pengupahan Provinsi Jabar perihal Rekomendasi Penetapan UMK di
              Jabar  tahun  2021.  Keempat,  surat  Ketua  Dewan  Pengupahan  Provinsi  Jabar  Nomor
              561/56/XI/Depeprov tanggal 20 November 2020.

              "Kami  (Pemda  Provinsi  Jabar)  sangat  menghargai  apa  yang  menjadi  usulan,  khususnya
              rekomendasi 27 kabupaten/kota terkait besarnya upah minimum tahun 2021. (Surat itu) perihal


                                                           346
   342   343   344   345   346   347   348   349   350   351   352