Page 198 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 NOVEMBER 2020
P. 198

BURUH BERHARAP HAKIM MK INDEPENDEN DAN TAK LALAI TANGANI GUGATAN
              UU CIPTA KERJA

              Sekretaris  Jenderal  (Sekjen)  Konfederasi  Serikat  Buruh  Seluruh  Indonesia  (KSBSI)  Dedi
              Hardianto  berharap  hakim  Mahkamah  Konstitusi  (MK)  dapat  memegang  teguh  prinsip
              independensinya saat menggelar sidang judicial review Undang-undang (UU) Nomor 11 tahun
              2020 tentang Cipta Kerja.

              "Harapan  kami  memang  kaitan  dengan  Trias  Politika,  pembagian  kekuasaan,  itu  betul-betul
              hakim menjalankan independensinya sesuai UU," ujar Dedi saat dihubungi Kompas.com, Rabu
              (12/11/2020).

              Dalam memegang teguh prinsip independesi itu, kata Dedi, sudah semestinya hakim MK juga
              menggunakan hati nuraninya ketika menangani perkara gugatan UU.

              Dengan  demikian,  keputusan  yang  diambil  hakim  benar-benar  berdasarkan  pengetahuannya
              terhadap UU yang ditanganinya.

              Sebab, keputusan yang diambil hakim akan berdampak besar terhadap kepentingan masyarakat
              Indonesia.

              "Demi  kepentingan  orang  banyak,  jangan  sampai  ada  kelalaian,  kekeliruan  dalam  memutus,
              betul-betul independen, harapan kami seperti itu pada lembaga yudikatif," tegas Dedi.

              Diketahui, sampai saat ini UU Cipta Kerja masih mendapat penolakan luas dari berbagai kalangan
              masyarakat usai disahkan DPR pada Senin (5/10/2020).

              Demonstran menuntut Presiden Jokowi mencabut UU Cipta Kerja dengan menerbitkan peraturan
              pemerintah pengganti undang-undang.

              Namun demikian, tak sedikit dari masyarakat yang berinisiatif untuk melakukan gugatan ke MK.

              Mulai dari Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Singaperbangsa (DPP FSPS), KSBSI,
              Konfederasi  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (KSPSI),  hingga  Konfederasi  Serikat  Pekerja
              Indonesia (KSPI).



























                                                           197
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203