Page 259 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 APRIL 2021
P. 259
Secara garis besar, THR tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Di tahun ini THR harus dibayar
penuh dan paling lambat sepekan sebelum hari raya. Berbeda dengan tahun lalu di mana THR
bisa dibayar secara dicicil mengingat masa awal pandemi Covid-19 menerjang.
"Tapi sekarang roda ekonomi sudah bergerak, pemulihan ekonomi bergerak meski perlahan, dan
pertumbuhan ekonomi sudah bergerak ke arah positif, " jelas Menteri Ketenagakerjaan, Ida
Fauziyah dalam konferensi pers secara virtual (12/04).
Lantas, bila ada perusahaan yang tidak membayarkan THR bagi pekerjanya, Kemnaker telah
menyiapkan sederet sanksi.
"Terkait denda, pengusaha yang terlambat membayar THR keagamaan kepada pekerja atau
buruh dikenai denda sebesar 5 persen dari total THR yang harus dibayar sejak berakhirnya batas
waktu kewajiban pengusaha untuk membayar," ujar Ida.
Selanjutnya, masih ada sanksi administratif, bagi perusahaan yang tidak membayar THR kepada
pekerja dalam waktu yang ditentukan paling lambat tujuh hari sebelum hari keagamaan, akan
dikenakan sanksi administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang
Pengupahan Pasal 9 ayat 1 dan 2.
"Sanksi administratif tersebut berupa, teguran tertulis, pembatasan kegiatan usaha, penghentian
sementara sebagaian atau seluruh alat produksi, dan pembekuan kegiatan usaha," papar Ida
Fauziyah.
Lanjut, Ida Fauziyah menegaskan bahwa sekali pun seluruh sanksi administratif dan denda yang
telah dipenuhi oleh pengusaha tersebut, hal itu tidak akan mengugurkan kewajiban mereka
untuk membayar THR kepada pekerjanya.
Dalam rangka mengawasi peraturan Kemnaker tekait THR tahun ini, pemerintah akan
membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pelaksanaan THR 2021.
"Kementerian akan membuat Satgas Pelaksanaan THR 2021 di pusat dan bisa diikuti daerah agar
pemberian THR efektif," ujar Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah.
Maka itu, Ida Fauziyah menekankan pentingnya keterlibatan peran pemerintah daerah dalam
mendorong dan melaksanakan kebijakan-kebijakan pemberian THR ini.
Reporter: Muhammad Mutaqin Editor: Rohmat Haryadi.
258