Page 284 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 APRIL 2021
P. 284

Ringkasan

              Pengusaha diwajibkan membayar tunjangan hari raya ( THR ) 2021 kepada karyawan dengan
              cara tidak dicicil. Pemberian paling lambat diberi kelonggaran hanya sampai H-1 Lebaran, itu
              pun harus dilakukan dialog terlebih dahulu bersama pekerja.



              3 ALASAN PENGUSAHA KEBERATAN THR NGGAK BOLEH DICICIL

              Pengusaha diwajibkan membayar tunjangan hari raya ( THR ) 2021 kepada karyawan dengan
              cara tidak dicicil. Pemberian paling lambat diberi kelonggaran hanya sampai H-1 Lebaran, itu
              pun harus dilakukan dialog terlebih dahulu bersama pekerja.

              Hal  itu  berdasarkan  Surat  Edaran  (SE)  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  tentang
              Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan Tahun 2021 bagi Pekerja/Buruh
              di Perusahaan.

              Keputusan itu membuat pengusaha keberatan. Berikut 3 alasannya: 1. Pandemi Belum Selesai
              Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial, Anton J
              Supit mengatakan kondisi perusahaan yang tidak bisa membayar THR bukan dibuat-buat karena
              pandemi COVID-19 memang belum berakhir. Meskipun, jumlah yang bisa memenuhi kewajiban
              THR akan bertambah dari tahun lalu, namun belum semua perusahaan bisa memberi THR.

              "Mau pinjam uang juga tidak tahu mau pinjam kemana kan ini masalah cashflow jadi harus
              dalam bentuk komunikasi. Artinya kalau untuk survive saja dia sudah sulit, mau ngambil dari
              mana? Kita jangan berasumsi keadaan sudah normal sehingga mengeluarkan kebijakan yang
              normal," tuturnya, Senin (12/4/2021).

              Anton  menilai  kebijakan  yang  memaksa  semua  perusahaan  untuk  membayar  THR  ini  dapat
              membawa permasalahan dalam jangka panjang. Terlebih kondisi pandemi COVID-19 yang belum
              tahu kapan akan berakhir.

              "Jadi dengan memaksa begini pasti bakal ada efek bagi perusahaan bisa bermasalah. Peraturan
              ini kan berlaku untuk semua termasuk UMKM yang kecil-kecil itu jadi harus dipikirkan bagi yang
              tidak  mampu  ini.  Jadi  saya  tetap  menyarankan  bagi  yang  mampu  silakan  bayar,  yang  tidak
              mampu ya negosiasi," ucapnya.

              2.  Duitnya  Dari  Mana?  Anton  mengatakan  kebijakan  membayar  THR  sebelum  Lebaran  yang
              berlaku untuk semua perusahaan sulit direalisasikan.

              "Pasti  tidak  semulus  yang  dibayangkan  kita  sekarang  ini.  Seakan-akan  kalau  sudah  keluar
              instruksi harus bayar lantas semua ikuti, kalau memang tidak punya dana mau bayar pakai apa?
              Gaji  aja  mungkin  dicicil.  Orang  kalau  lagi  kesulitan  keuangan  kalau  dipaksa  bagaimanapun
              susah," imbuhnya.

              Anton  mengingatkan  pemerintah  agar  jangan  mengaitkan  THR  untuk  menggenjot  daya  beli
              masyarakat. Sebab, efek dari itu dinilai hanya bersifat sesaat dan ke depannya disebut bisa
              berdampak kepada nasib usaha.

              "Apakah  pemerintah  ingin  menjaga  ayamnya  agar  setiap  hari  bertelur,  atau  ayamnya  mau
              dipaksa dikeluarkan sekaligus sekarang dengan konsekuensi sebagian dari itu tidak bisa bertelur
              lagi. Kita harus jaga napas, jangan terlalu business as usual," tuturnya.

              3. Sektor Bisnis yang THR-nya Rawan Dicicil Anton mengatakan sektor yang kemungkinan tidak
              mampu membayar THR tepat waktu itu ada di bidang pariwisata dan ritel.


                                                           283
   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289