Page 364 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 APRIL 2021
P. 364

yang ditandatangani pada tanggal 12 April 2021 ini ditujukan kepada para gubernur di seluruh
              Indonesia.
              "Pemberian THR Keagamaan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha
              kepada pekerja/buruh. Pemberian THR Keagamaan bagi pekerja/buruh merupakan upaya untuk
              memenuhi kebutuhan pekerja/buruh dan keluarganya dalam merayakan hari raya keagamaan.
              Secara khusus, dalam masa pemulihan ekonomi ini, THR tentu dapat menstimulus konsumsi
              masyarakat  yang  mendorong  pertumbuhan  ekonomi",  ujar  Menaker  dalam  keterangan  pers,
              Jakarta, Senin (12/04/2021).

              Dalam surat edaran tersebut, Menaker menyatakan bahwa SE pelaksanaan THR berdasarkan
              Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan dan Peraturan Menteri
              Ketenagakerjaan  Nomor  6  Tahun  2016  tentang  Tunjangan  Hari  Raya  Keagamaan  bagi
              Pekerja/Buruh di Perusahaan. Ia meminta perusahaan agar waktu pembayaran THR Keagamaan
              dilakukan paling lama 7 hari sebelum hari raya keagamaan.

              "Saya tekankan bahwa THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lama 7 hari sebelum hari raya
              keagamaan pekerja/buruh yang bersangkutan", ujarnya.

              Adapun dalam pelaksanaannya, pembayaran THR Keagamaan diberikan kepada pekerja/buruh
              yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih. THR Keagamaan
              juga  diberikan  kepada  pekerja/buruh  yang  mempunyai  hubungan  kerja  dengan  pengusaha
              berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.

              Terkait jumlah besaran, bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus
              menerus atau lebih, THR diberikan dengan ketentuan sebesar 1 bulan upah.

              Sementara bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus,
              tetapi kurang dari 12 bulan, THR diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan masa
              kerja dibagi 12 bulan kemudian dikali 1 bulan upah.
              Adapun  bagi  pekerja/buruh  yang  bekerja  berdasarkan  perjanjian  kerja  harian  yang  telah
              mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah
              yang diterima selama 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

              Sedangkan bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah 1
              bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.

              Selanjutnya, dalam SE juga dijelaskan bagi perusahaan yang masih terdampak pandemi COVID-
              19 dan berakibat tidak mampu memberikan THR Keagamaan tahun 2021 sesuai waktu yang
              ditentukan dalam peraturan perundang-undangan, Menaker meminta gubernur dan bupati/wali
              kota  agar  memberikan  solusi  dengan  mewajibkan  pengusaha  melakukan  dialog  dengan
              pekerja/buruh untuk mencapai kesepakatan yang dilaksanakan secara kekeluargaan dan dengan
              iktikad baik.
              "Kesepakatan tersebut dibuat secara tertulis dan memuat waktu pembayaran THR Keagamaan
              dengan  syarat  paling  lambat  dibayar  sampai  sebelum  Hari  Raya  Keagamaan  tahun  2021
              pekerja/buruh yang bersangkutan", ujarnya.

              Kesepakatan  mengenai  waktu  pembayaran  THR  keagamaan  tersebut  harus  dipastikan  tidak
              sampai  menghilangkan  kewajiban  pengusaha  untuk  membayar  THR  keagamaan  tahun  2021
              kepada pekerja/buruh dengan besaran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

              "Perusahaan yang melakukan kesepakatan dengan pekerja atau buruh agar melaporkan hasil
              kesepakatan  kepada  dinas  yang  menyelenggarakan  urusan  pemerintahan  di  bidang
              ketenagakerjaan setempat", ujar Menaker.

                                                           363
   359   360   361   362   363   364   365   366   367   368   369