Page 125 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JUNI 2021
P. 125

''Jadi kami pulang itu lumayan juga habis uang. Dari Lawas Malaysia ke Long Midang Krayan
              kami membayar sewa kendaraan 200 ringgit seorang. Sampai Krayan, masih keluar lagi lebih
              Rp3 juta,''katanya.

              Pengalaman yang sama juga dialami TKI asal Sulawesi Selatan, Asriani (43). Ia yang baru datang
              ke Malaysia sekitar 6 bulan lalu, sudah terjebak lockdown.

              Karena tak sempat bekerja, Asriani akhirnya memilih pulang ke Indonesia membawa anaknya
              Nur Syafira (21) bersama cucunya Muhammad Zul Azmi (4 bulan).

              "Ada sekitar Rp 3,3 juta saya bayar sejak ada di Krayan. Katanya sampai Nunukan uangnya
              diganti, ternyata tidak ada itu namanya diganti,''katanya.

              Dikonfirmasi atas adanya dugaan pungli yang terjadi pada sejumlah TKI di Krayan, Kepala Balai
              Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan Kombes Pol.Hotma Victor Sihombing
              tidak membantah peristiwa tersebut.

              ''Banyak TKI yang pulang ke tanah air melalui perbatasan RI  - Malaysia di Krayan mengaku
              membayar  dengan  jumlah  uang  cukup  besar  kepada  oknum  ASN  di  sana,''ujarnya,  Selasa
              (15/6/2021).

              Victor  menjelaskan,  sejak  Malaysia  menerapkan  kebijakan  lockdown  untuk  mengantisipasi
              sebaran wabah covid-19, BP2MI Nunukan mencatat ada 117 TKI yang nekat pulang melalui jalur
              darat Krayan.
              Mereka  memutuskan  pergi  karena  sudah  tidak  ada  lagi  pekerjaan.  Semua  perusahaan  dan
              perkebunan tempat mereka bekerja, berhenti operasi dan mengurangi karyawan.

              ''Jadi kami menyesalkan adanya pungli kepada para TKI kita. Mereka pulang ke Indonesia karena
              susah, tidak ada lagi yang bisa diharapkan disana. kok tega teganya malah dijadikan sasaran
              menghasilkan uang,''sesalnya.

              Dari beberapa wawancara BP2MI Nunukan bersama sejumlah TKI korban pungli, oknum ASN
              bernama AL meminta uang transport dari Long Midang ke Long Bawan sebesar Rp 200.000 per
              orang.

              Para TKI dibawa ke penginapan khusus yang disiapkan pemerintan untuk karantina mandiri.
              Setelah itu, ada penarikan untuk pembayaran rapid test di perbatasan dan Puskesmas Krayan
              dengan tarif Rp50.000 sekali tes.

              Selanjutnya,  AL  akan  menyerahkan  pengurusan  transportasi  dari  rumah  karantina  menuju
              bandara kepada A, seorang warga sipil yang sudah dikondisikan olehnya.

              Perjalanan ke Bandara, TKI harus membayar ongkos mobil Rp 200.000. Uang tiket pesawat yang
              seharusnya Rp 430.000 diminta Rp 500.000.

              ''Belum uang kelebihan barang atau free bagasi. Biasanya pesawat di Krayan memberikan free
              bagasi 10 kilogram, itu juga dimintai pembayaran. Kalau biasanya 1 kilogram dibayar Rp 20.000,
              dia minta lebih dari itu. Untung banyak dia kalau semua diperlakukan begitu. Ini kan aksi preman,
              Negara kita sedang berperang dengan preman," jelas Victor.

              Pada dasarnya, kepulangan TKI melalui Krayan sepenuhnya menjadi tanggungan petugas Satgas
              Covid-19. Entah itu transportasi, konsumsi dan penginapan selama menjalani karantina.

              Satu satunya yang menggunakan biaya sendiri hanya biaya tiket pesawat Krayan - Nunukan.

                                                           124
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130