Page 21 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 MEI 2021
P. 21
Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar mengatakan
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya memberikan keuntungan bagi sebagian kecil sektor.
Adapun, terdapat tiga sektor yang masih mencatatkan pertumbuhan di zona positif pada kuartal
1/2021, yakni pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 2,95% secara tahunan (yoy); jasa
kesehatan 3,64%; serta informasi dan komunikasi 8,72%.
Enam sektor lainnya tercatat masih negatif. Yang paling parah adalah transportasi dan
pergudangan sebesar -13,12% disusul penyediaan akomodasi makanan dan minum sebesar -
7,26%.
Sementara itu, sektor industri pengolahan dan konstruksi mencatat performa yang cukup
gemilang selama kuartal 1/2021 meskipun masih berada di zona minus. Masing-masing
mencatatkan pertumbuhan -1,38% dari sebelumnya -3,14%; serta perdagangan, reparasi mobil,
dan motor yang tumbuh -1,23% dari sebelumnya -3,64%.
Timboel menilai sektor yang tidak tumbuh pada kuartal 1/2021 masih membutuhkan insentif dan
stimulus. Kendati ada keterbatasan anggaran, lanjutnya, anggaran yang tidak terserap dalam
jumlah cukup signifikan bisa dijadikan amunisi untuk menolong sektor-sektor yang belum
bangkit.
Selain itu, instrumen investasi diperkirakan menjadi kontributor utama untuk penyerapan tenaga
kerja. Terutama, dengan turut mengalirnya sejumlah dana kepada perusahaan level UMKM yang
dinilai akan mempekerjakan banyak orang.
"Pemerintah diminta bisa memadukan antara industri yang maju dan UMKM secara sistemik.
Untuk penyerapan lapangan kerja paling besar 1,5 juta-2 juta orang tahun ini," ujar Timboel,
Minggu (30/5).
Dari target tersebut, imbuhnya, pekerja informal diharapkan bisa tumbuh hingga 1 juta orang
sebagai bukti dari multiplier effect UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja.
Ketua Komite Tetap Ketenagakerjaan Kadin Indonesia Bob Azzam memperkirakan keuntungan
bagi sejumlah sektor seperti perusahaan telekomunikasi dan kelesuan yang dialami oleh
perusahaan sektor ritel dan maskapai penerbangan akan terus berlangsung hingga 2022.
"Kemungkinan baru pada kuartal n/2022 Indonesia akan kembali ke masa sebelum pandemi
dalam hal ketenagakerjaan," katanya.
ANGGARAN TERBATAS
Dalam mengupayakan akselerasi penyerapan tenaga kerja tahun ini, lanjut Bob, pemerintah
perlu realistis dan harus ekstra hati-hati dalam menentukan kebijakan mengingat keterbatasan
anggaran.
Bob meminta pemerintah mesti memilih bidang usaha yang benar-benar bisa menyebabkan efek
domino untuk disalurkan insentif dan stimulus.
Sejumlah sektor yang dinilai prospek menurutnya adalah konstruksi, perumahan, dan otomotif.
Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal Hastiadi mengatakan belum sempurnanya penyerapan
tenaga kerja di Tanah Air merupakan dampak langsung dari tren pemulihan ekonomi yang
berlangsung.
Insentif fiskal pun dinilai sebagai satu-satunya jalan untuk menyelamatkan dunia usaha yang
masih merangkak.
20