Page 18 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 MEI 2021
P. 18

2. Pencairan BLT subsidi gaji terlalu lama, ada apa?

              Menurut pengamat IT Heru Sutadi, lambatnya pencairan BLT subsidi gaji karena terkendala data
              data penerima. Masalah krusial ini membuat Pemerintah belum berani pasang target pencairan.

              "Data yang valid menurutnya menjadi kendala besar di negeri ini. Selain data berbeda antar
              lembaga, kualitas data juga tidak valid. Karena data lama yang tidak diupdate atau bukan dari
              sumber langsung," ujar Heru saat dihubungi Okezone di Jakarta.

              3. Program Satu Data disinyalir bisa jadi solusi perbaikan pendataan
              Menurut Heru, ini menjadi alasan pemerintah perlu segera merealisasikan program satu data.
              "Kondisi sekarang ini membuat, kebijakan satu data perlu segera direalisasikan," ujarnya.

              Presiden  Joko  Widodo  melalui  Perpres  No  39  Tahun  2019  tentang  Satu  Data  Indonesia,
              menginginkan  agar  pemerintah  bisa  melakukan  melakukan  pengumpulan,  pengelolaan,  dan
              pemanfaatan  data  secara  akurat,  mutakhir,  terpadu,  dapat  dipertanggungjawabkan,  mudah
              diakses,  dan  dibagipakaikan.  Dengan  harapan  tidak  akan  terjadi  perdebatan  mengenai
              perbedaan data antar instansi pemerintah.

              4. Data pekerja terdampak Covid-19 tidak terekam dengan baik

              Pengamat  ekonomi  dari  Indef  Nailul  Huda  mengatakan,  salah  satu  kelemahan  Pemerintah
              memang  dalam  penyediaan  data  dasar  masyarakat  terdampak  covid-19.  Terbukti  data
              masyarakat tidak terekam dengan baik. Salah satu contohnya adalah perbedaan data Kemenaker
              dengan BPS yang perbedaan datanya cukup jauh soal data tenaga kerja yang terdampak covid-
              19.

              "Dampaknya krusial karena penerima BLT gaji ini sebenarnya diperuntukkan kepada masyarakat
              dengan gaji atau upah di bawah Rp5 juta per bulan. Kalau tidak salah pendaftarannya pun dari
              kantor setelah itu diverifikasi oleh tim Kemnaker," ujar Huda saat dihubungi Okezone di Jakarta
              (10/5/2021).

              5. Dampaknya, data BLT subsidi gaji tidak jelas kevalidannya

              Lebih lanjut dia mempertanyakan siapa yang akan menjamin data-data Pemerintah selama ini
              valid? Lantas bagaimana nasib pekerja di sektor informal UMKM.
              "Maka tidak ayal lagi data BLT gaji menjadi amburadul dan tidak jelas kevalidannya. Kalau valid,
              kenapa harus molor sampai setahun begini," tegas Pengamat Ekonomi Indef Nailul Huda.

              6. Keputusan Pencairan BLT Gaji Tunggu Sri Mulyani

              Dia  menjelaskan,  pihaknya  sudah  mengajukan  dana  sisa  BLT  subsidi  gaji  tahun  2020  ke
              Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Nantinya, setelah mendapatkan persetujuan dari Menteri
              Keuangan Sri Mulyani akan segera dicairkan kepada para pekerja yang belum menerima BLT gaji
              pada tahun lalu.

              "Terkait dengan sisa BSU/BLT yang belum tersalurkan, Kemnaker berupaya untuk mengusulkan
              kepada Kemenkeu agar dapat disalurkan kembali di tahun ini. Tentu hal ini harus mendapat
              persetujuan Kemenkeu dan sesuai dengan regulasi keuangan Negara," ujarnya.

              7. Kemnaker Ajukan ke BPJS Ketenagakerjaan

              Dia menyebut, setelah mendapatkan persetujuan dari Kemenkeu, pihaknya akan berkoordinasi
              dengan BPJS Ketenagakerjaan.


                                                           17
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23