Page 82 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 MEI 2021
P. 82
BUNTUT BOIKOT INDOMARET, KEMNAKER PANGGIL MANAJEMEN DAN PEKERJA
KEMENTERIAN Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah memfasilitasi pertemuan pihak-pihak yang
terlibat dalam persoalan ketenagakerjaan di PT Indomarco Prismatama.
Indomarco adalah jaringan ritel waralaba yang beroperasi dengan nama Indomaret.
Sebagai informasi, Indomarco saat menghadapi ancaman boikot karena memidanakan salah
seorang pegawai Indomaret, yang juga anggota FSPMI bernama Anwar Bessy, yang menuntut
Tunjangan Hari Raya (THR) 2020 yang tidak dibayarkan secara penuh.
Anwar dipidanakan karena disebut telah merusak salah satu fasilitas milik Indomarco
Prismatama.
Kemnaker berharap pihak-pihak yang terlibat dalam persoalan ketenagakerjaan di PT Indomarco
Prismatama tersebut untuk mengedepankan asas musyawarah dan mufakat dalam
menyelesaikan masalah ini.
Kemnaker melalui Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial (PHI) dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
telah memfasilitasi dengan mempertemukan manajemen Indomarco dengan Serikat
Pekerja/Serikat Buruh, untuk bersama-sama mencari solusi dan jalan terbaik dengan
mengedepankan iktikad baik, untuk menjaga hubungan industrial yang harmonis dan kondusif.
Dirjen PHI dan Jamsos Kemnaker, Indah Anggoro Putri mengatakan pihaknya meminta kepada
seluruh pihak untuk menahan diri dengan tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan
antar pihak maupun masyarakat.
"Kami mengimbau dan meminta kedua belah pihak untuk menahan diri dan melakukan dialog
bipartit untuk menyelesaikan masalah yang terjadi," kata Putri.
Melalui pertemuan ini, kedua belah pihak telah menyatakan komitmennya untuk mencari solusi
yang menguntungkan kedua belah pihak dan menyelesaikan persoalan yang terjadi.
"Respon dari kedua belah pihak adalah mereka akan berupaya menyelesaikan persoalan ini
dengan baik. Memang butuh waktu, tapi kita harus kedepankan semangat dialog secara bipatit
antara kedua belah pihak," kata Putri.
Putri juga meminta seluruh pihak untuk terus memupuk dialog sosial antara manajemen dengan
SP/SB sebagai instrumen untuk bertukar pikiran dan mempererat kebersamaan. Dialog sosial
jangan hanya dilakukan manakala ada permasalahan saja.
"Situasi pandemi Covid-19 ini telah membawa kita pada kondisi yang sulit. Oleh karenanya, kita
harus bersatu, saling memahami, dan saling mendukung agar kita dapat bertahan dan keluar
dari situasi ini," kata Putri. (E-1).
81