Page 198 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2020
P. 198

BURUH PERGOKI DPR RAPAT RUU CIPTA KERJA DI HOTEL

              Jakarta  -  Elemen  serikat  buruh  memergoki  Badan  Legislasi    (Baleg)  DPR    menggelar  rapat
              pembahasan  Omnibus Law  Rancangan Undang-undang  (RUU) Cipta Kerja  (Ciptaker) di Hotel
              Swissbell, Serpong, Banten, pada Minggu (27/8) kemarin.

              Ketua Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Ilhamsyah mengaku heran pembahasan
              tersebut tak dilakukan di Gedung MPR/DPR melainkan di Hotel. Pembahasan tersebut, kata dia,
              terkesan seperti sengaja dipercepat oleh Baleg karena digelar pada hari libur.

              "Semula,  pembahasan  rencananya  dilakukan  di  hotel  Sheraton  di  Bandara.  Tapi,  sejumlah
              perwakilan buruh mendatangi lokasi itu dan tiba-tiba mendapat kabar baleg mengubah lokasi
              rapat,"  kata  Ilhamsyah  dalam  keterangan  resmi  yang  diterima    CNNIndonesia.com    ,  Senin
              (28/9).

              Ilhamsyah mempertanyakan alasan rapat tersebut digelar di hotel pada hari libur. Ia curiga rapat
              sengaja digelar di luar Gedung DPR untuk menghindari pengawasan langsung dari masyarakat
              (fraksi balkon) bila rapat digelar di Gedung DPR.

              "Kalau alasan Gedung tutup, DPR kan bisa meminta beroperasi pada Minggu. Ini alasannya teknis
              bukan substansi," kata Ilhamsyah.

              Ia pun mendesak agar Baleg DPR membatalkan proses pembahasan dan pengesahan RUU Cipta
              Kerja. Ia memandang cara Baleg DPR mengebut pengesahan klaster ketenagakerjaan pada RUU
              tersebut sangat tergesa-gesa dan kontroversial.

              "Padahal,  kluster  ketenagakerjaan  masih  bermasalah  dan  mendapat  penolakan  mayoritas
              buruh," kata dia.

              Selain tidak transparan, Ilhamsyah menilai klaster ketenagakerjaan akan mengurangi hak-hak
              yang seharusnya diterima oleh buruh seperti yang sudah diatur dalam UU 13 Tahun 2003 tentang
              Ketenagakerjaan.

              Ia mencontohkan penerapan karyawan kontrak dan outsourcing tanpa batasan, upah satuan
              waktu,  pengurangan  komponen  pesangon,  penghapusan  pidana  ketenagakerjaan,  jam  kerja
              eksploitatif, dan penghilangan hak-hak cuti.

              "Dengan kondisi seperti itu, buruh kehilangan daya tawar karena mudah di-PHK. Buruh susah
              berserikat. Alhasil, kondisi kerja akan semakin buruk dan menindas," kata dia.

              Ilhamsyah menegaskan segenap elemen buruh berniat melakukan demonstrasi menolak RUU
              Ciptaker di Gedung DPR bila para wakil rakyat bersikukuh mengesahkan RUU Cipta Kerja.

              DPR,  lanjut  dia,  justru  menjadi  penyebab  memancing  kerumunan  massa  untuk  berkumpul
              menolak Omnibus Law, yang bisa mengancam penanganan pandemi.

              "Terlebih,  jika  Baleg  mengesahkan  rumpun  ketenagakerjaan  Minggu,  27  September  2020.
              Sebab, ini membuka ruang pengesahan Omnibus Law pada paripurna 8 Oktober 2020," kata dia
              CNNIndonesia.com  telah mencoba menghubungi Ketua Baleg DPR RI, Supratman Andi Agtas
              untuk  mengkonfirmasi  rapat  RUU  Ciptaker  di  hotel  kemarin.  Hingga  berita  ini  diturunkan,
              Supratman belum merespons terkait hal tersebut.
              (rzr/wis).





                                                           197
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203