Page 166 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 AGUSTUS 2021
P. 166

(PHK) dan dirumahkan. Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Anwar
              Sanusi menjelaskan, mereka adalah yang bekerja di sektor kritikal, esensial dan non esensial
              dari berbagai provinsi di Jawa dan Bali. Anwar menjelaskan, salah satu solusi jangka pendek
              untuk menjaga keberlangsungan usaha dan perlindungan pekerja atau buruh adalah optimalisasi
              pelaksanaan Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan, yakni mengenai rencana keberlangsungan
              usaha dalam menghadapi pandemi COVID-19 dan protokol pencegahan penularan COVID-19 di
              perusahaan.



              AMIT-AMIT! JANGAN SAMPAI ANCAMAN 50% PEKERJA KENA PHK-DIRUMAHKAN
              KEJADIAN

              Kebijakan Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat yang kini jadi PPKM
              Level 3 dan 4 berpotensi menyebabkan hampir 50% pekerja terkena pemutusan hubungan kerja
              (PHK) dan dirumahkan.
              Sekretaris  Jenderal  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  Anwar  Sanusi  menjelaskan,
              mereka adalah yang bekerja di sektor kritikal, esensial dan non esensial dari berbagai provinsi
              di Jawa dan Bali.

              "Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan yang dihimpun dari berbagai provinsi di
              wilayah Jawa dan Bali, dari total pekerja pada kategori sektor kritikal, esensial dan non esensial
              terdapat 24,66% pekerja yang berpotensi ter-PHK dan 23,72% dirumahkan," katanya dalam
              webinar TNP2K, Kamis (19/8/2021).

              Ancaman  tersebut  berpotensi  terjadi  akibat  pemberlakuan  pembatasan  kegiatan  masyarakat
              (PPKM) darurat yang kini diubah jadi PPKM berlevel.

              "Totalnya adalah hampir 48% mereka yang terdampak secara serius dari adanya kebijakan ini,"
              sebutnya.

              Anwar menjelaskan, salah satu solusi jangka pendek untuk menjaga keberlangsungan usaha dan
              perlindungan  pekerja  atau  buruh  adalah  optimalisasi  pelaksanaan  Surat  Edaran  Menteri
              Ketenagakerjaan, yakni mengenai rencana keberlangsungan usaha dalam menghadapi pandemi
              COVID-19 dan protokol pencegahan penularan COVID-19 di perusahaan.

              "Surat edaran ini mendorong agar pimpinan perusahaan dapat segera menyusun perencanaan
              pelaksanaan  keberlangsungan  usaha,  antara  lain  melalui  pembuatan  mitigasi  risiko  dan
              identifikasi  respons  dampak  pandemi  dengan  pertimbangan  besarnya  potensi  pekerja  yang
              terancam PHK atau dirumahkan," tambahnya.

              Bahkan hantaman pandemi COVID-19 tercermin dari data BPJS Ketenagakerjaan.
              Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Zainudin menyebut hingga kemarin, Rabu (18/8)
              sudah ada 4,4 juta peserta yang keluar dari kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.

              "Kalau lihat yang lebih mikro di kepesertaan kami, kami juga mencatat jumlah tenaga kerja yang
              keluar di sektor formal itu kami lihat posisi kemarin itu sudah 4,4 juta orang," kata dia dalam
              webinar TNP2K.

              Dari data yang ada, dia menyebut bahwa pandemi COVID-19 menyebabkan dampak ekonomi
              dan dampak ketenagakerjaan. Hal itu terkonfirmasi dari tren kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.

              Bahkan diperkirakan adanya gelombang kedua COVID-19 atau second wave akan menyebabkan
              lebih banyak pengangguran.

                                                           165
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171