Page 13 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2021
P. 13

kesehatan,  social,  seni,  budaya,  olahraga,  politik,  hukum,  penanggulangan  bencana,  tempat
              tinggal, dan aksesibilitas.
              Namun,  dalam  implementasi  belum  memihak  kepada  mereka,  termasuk  akses  terhadap
              pelayanan kesehatan reproduksi. Pada aspek pelayanan kesehatan, pemerintah dinilai kurang
              memperhatikan hak-hak reproduksi penyandang disabilitas, khususnya perempuan penyandang
              disabilitas. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya kebijakan yang mendukung akses informasi
              serta pelayanan kesehatan reproduksi bagi penyandang disabilitas.

              Segera Implementasikan

              Masih banyak perempuan penyandang disabilitas yang kurang mengetahui informasi kesehatan
              reproduksi. Orang tua mereka memberikan informasi kesehatan reproduksi sebatas persiapan
              dalam  menghadapi  menstruasi.  Kurikulum  di  sekolah  juga  belum  secara  spesifik  membahas
              kesehatan reproduksi secara komprehensif, khususnya bagi perempuan penyandang disabilitas.
              Mereka mencari sendiri informasi kesehatan reproduksi untuk kebutuhan perkembangan seksual
              dan biologis. Secara biologis penyandang disabilitas mengalami perkembangan pubertas yang
              sama dengan perempuan non-penyandang disabilitas. Kurangnya infomasi kesehatan reproduksi
              mengakibatkan mereka mencari sendiri melalui film dan video di internet.

              Kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi bagi perempuan disabilitas bisa berdampak pada
              kekerasan  seksual.  Pelaku  biasanya  tidak  jauh  dari  mereka,  yakni  orang  terdekat  yang
              mengetahui kelemahannya. Kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi juga mengakibatkan
              mereka tidak dapat memiliki silat aserdf, yakni berani mengatakan tidak atau melawan ketika
              mengalami perlakuan kekerasan.

              Pemerintah  harus  mengaplikasikan  dan  mengimplementasikan  kebijakan  layanan  kesehatan
              dengan  baik  sesuai  kebutuhan  penyandang  disabilitas.  Misalnya,layanan  promosi  kesehatan
              reproduksi  dan  pemerik-sanaan  untuk  penyandang  disabilitas  khususnya  perempuan
              penyandang disabilitas, kemudian ada pemanggilan antrean bagi tunarungu dan ada asuransi
              kesehatan atau BPJS khusus penyandang disabilitas.
              Penting  memasukkan  materi  pendidikan  kesehatan  reproduksi  pada  kurikulum  pendidikan
              sekolah baik sekolah inklusi atau regular yang menerima siswa penyandang disabilitas maupun
              di  sekolah  sekolah  luar  biasa  (SLB).  Orang  tua  penyandang  disabilitas  perlu  memiliki  bekal
              pengetahuan  reproduksi,  karena  mereka  yang  sehari-hari  dekat  dengan  anak  penyandang
              disabilitas. (27)

              - Islamiyatur Rokhmah, dosen Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta

























                                                           12
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18