Page 4 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 MARET 2021
P. 4

"Kita harus pastikan program JKP tepat sasaran. Oleh karena itu, integrasi data dibutuhkan sebab
              salah satu syarat penerima program JKP adalah pekerja yang terdaftar sebagai peserta BPJS
              Ketenagakerjaan," kata Ida dikutip dari keterangan resminya, Selasa (23/3/2021).

              Ida mengatakan dengan adanya integrasi data, pemerintah segera menggulirkan program JKP
              melalui  BPJS  Ketenagakerjaan.  Nantinya,  manfaat  JKP  akan  diberikan  kepada  pekerja  yang
              terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

              "Adapun bentuk penerima manfaat program JKP berupa uang tunai, akses informasi pasar kerja,
              dan pelatihan kerja," jelasnya.

              Dalam  kesempatan  ini,  dia  juga  menjabarkan  berbagai  hal  untuk  mengoptimalkan  sinergi
              Kemenaker dengan BPJS Ketenagakerjaan.

              Pertama, integrasi data kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dan Kemenaker dalam implementasi
              Program JKP dan operasional sistem informasi pasar kerja di Kemenaker.

              Kedua,  BPJS  Ketenagakerjaan  wajib  melaporkan  perkembangan  dan  dinamika  pengelolaan
              program jaminan sosial secara periodik bulanan kepada Kemenaker.

              Ketiga,  dalam  rangka  perluasan  dan  pembinaan  kepesertaan  serta  penegakan  hukum,  perlu
              dilakukan kembali Koordinasi Fungsional (KF) antara BPJS Ketenagakerjaan dengan Kemenaker
              dari tingkat pusat sampai ke daerah yang melibatkan mediator, pengawas, pengantar kerja,
              wasrik BPJS, dan dinas daerah.
              Keempat,  kerja  sama  BPJS  Ketenagakerjaan  dan  Polteknaker  baik  dalam  bidang  akademis
              maupun nonakademis.

              Kelima, kepesertaan dan manfaat bagi pekerja migran Indonesia (PMI) perlu ditingkatkan dan
              diatur pelaksaannya di luar negeri (negara lain).

              Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan Muhammad Zuhri memaparkan
              rencana  kerja  perusahaan  untuk  5  tahun  ke  depan.  Rencana  kerja  itu  berisi  3  pilar  dan  6
              lompatan.

              Tiga pilar yang dimaksud Zuhri yaitu memastikan dan mendorong semua program dan kegiatan
              dapat  meningkatkan  dan  kemaslahatan;  memastikan  penyelenggaraan  jaminasl  sosial
              ketenagakerjaan dilakukan dengan berprinsip tata kelola yang baik sebagaimana termaktub di
              Perpres  25  Tahun  2020  tentang  Tata  Kelola  BPJS  Ketenagakerjaan;  dan  memastikan  agar
              pengelolalaan bisa dilakukan dengan pendekatan-pendekatan yang sehat dan normal.

              Untuk 6 lompatan rencana kerja Dewas BPJS Ketenagakerjaan meliputi mendorong peningkatan
              kepesertaan  yang  berbasis  sinkronisasi  data;  mendorong  terus  perbaikan  layanan  dengan
              pendekatan  strategis,  efisiensi,  dan  dukungan  IT;  memperhatikan  risiko  operasional  dan
              investasi yang mempengaruhi kesejahteraan keuangan program BPJS Ketenagakerjaan.

              "Kami  juga  mendorong  pemenuhan  standar  pelaksanaan  operasional  BPJS  Ketenagakerjaan
              sesuai dengan tata kelola yang baik dan  performance  yang baik; menindaklanjuti rekomendasi
              baik itu dari internal maupun eksternal; dan mendorong agar percepatan penyelesaian gap atau
              jarak regulasi dengan implementasi operasional," ujarnya.









                                                            3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9