Page 8 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 MARET 2021
P. 8
Massa yang menumpang mobil berkumpul di halaman Kejari Purwokerto melakukan orasi dan
aksi teatrikal menampilkan "Bendo Melon" dilanjutkan dengan penyerahan surat pernyataan
sikap dan dukungan kepada Kajari Purwokerto, Sunarwan.
Koordinator Kombatan Taufik Hidayat mengatakan bahwa aksi damai tersebut merupakan
bentuk dukungan kepada Kejari Purwokerto untuk nengusut dalang utama di balik kasus dugaan
korupsi dana JPS Kemenaker tersebut.
"Bunda Melon, yang digambarkan dalam teatrikal tersebut merupakan orang berpengaruh di
Banyumas, punya jabatan, dan memiliki akses ke Kemenaker yang menfasilitasi turunnya dana
JPS, " kata Taufik.
Kajari Purwokerto Sunarwan yang menemui dan menerima pernyataan dukungan mengapreasi
dukungannya dan mengungkapkan pihaknya bersikap profesional dalam pengusuatan kasus
tersebut.
"Kami apresiasi dukungan dari masyarakat, tentunya dalam menangani kasus ini kami
profesional. Kami masih gali sedalam-dalamnya, kami bekerja berdasar alat bukti yang ada,"
kata Sunarwan.
Ia menjelaskan untuk sementara masih ada dua orang yang ditetapkan tersangka dan tidak
menutup kemungkinan akan bertambah, tergantung alat bukti yang ditemukan dalam
penyidikan.
Dua orang yang ditetapkan jadi tersangka, yaitu AM (26) dan MT (37), warga Desa Sokawera,
Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, belum ditahan.
"Tersangka kooperatif, setiap kami mintai keterangan kapan pun selalu datang. Kedua tersangka
juga wajib lapor," kata Sunarwan. Kejari Purwokerto juga telah menyita seluruh barang bukti
yang terkait dalam kasus tersebut.
Sebelumnya penyidik tindak pidana korupsi Kejari Purwokerto menetapkan dua orang tersangka
korupsi dana jaring pengaman sosial Covid-19 dari Kemenaker untuk kelompok usaha di
Banyumas.
Dana jaring pengaman sosial senilai Rp 2,1 miliar untuk 48 kelompok usaha diduga
diselewengkan untuk pembangunan green house melon di Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok,
Kabupaten Banyumas.(Dri).
7